Mohon tunggu...
Imanuel Karel H
Imanuel Karel H Mohon Tunggu... Jurnalis - Masih mahasiswa

Hanya seorang pemula :)

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Sejarah Media Online di Indonesia

24 September 2019   13:00 Diperbarui: 24 September 2019   13:19 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Media online tanpa kita sadari secara perlahan mulai menggeser kehadiran dari media cetak ataupun konvensional. Kira-kira bagaimana sejarah perkembangan media online di Indonesia?

Media online dapat muncul di Indonesia berkat masuknya internet ke Indonesia pada tahun 1990-an. Layanan internet komersil pertama di Indonesia sendiri yaitu adalah Indonet yang berdiri pada 1994. Rahmat M. Samik-Ibrahim, Suryono Adisoemarta, Muhammad Ihsan, Robby Soebiakto, Putu Surya, Firman Siregar, Adi Indrayanto,  Onno W. Purbo merupakan nama-nama yang kerap disebut di awal sejarah internet di Indonesia. 

Media Indonesia pertama yang muncul di internet sendiri adalah Republika Online (www.republika.co.id) yang muncul pada 17 Agustus 1994. Setelah munculnya Republika Online,pada tahun 1996 awak tempo mendirikan tempointeraktif.com (sekarang menjadi www.tempo.co). Para awak tempo yang mendirikan tempointeraktif.com merupakan para awak yang "menganggur" pasca dibredelnya majalah tempo pada 1994 oleh rezim orde baru.

Selanjutnya Bisnis Indonesia juga ikut meluncurkan situsnya pada 2 September 1996. Dilanjutkan oleh Harian Waspada di Sumatera Utara pada 11 Juli 1997 dengan meluncurkan Waspada Online (www.waspada.co.id). Gelombang munculnya media online kemudian diteruskan lagi oleh Kompas Online (www.kompas.com) pada 22 Agustus 1997. Media-media tersebut bias dikatakan merupakan generasi pertama media online di Indonesia.

Konten-konten awal yang muncul pada awalnya hanya berisi edisi cetak yang mereka pindahkan ke internet. Hanya tempointeraktif yang tidak lagi memiliki edisi cetak karena majalah mereka dibredel. 

Detik.com si pelopor  

Pada 9 Juli 1998 www.detik.com yang digagas oleh empat sekawan Budiono Darsono, Yayan Sopyan, Abdul Rahman dan Didi Nugrahadi muncul ke publik. Detik sebenarnya muncul sebagai media online otonom. Meskipun muncul dengan membawa "detik" namun, media tersebut tidak punya hubungan apapun dengan "Tabloid Detik dan Detak". Namun tidak berlaku bagi para penggagasnya yaitu Budiono dan Yayan yang pernah menjadi editor di  "Tabloid Detik". 

www.detik.com yang muncul tanpa dukungan media cetak manapun, seperti media online pada generasi pertama, tampil dengan gaya yang berbeda. Mereka muncul sebagai media yang muncul dengan berita yang ringkas, dan lebih mementingkan kecepatan. Hal in tentunya berbeda dengan media cetak yang tidak bisa secepat media online. Berita di detik.com juga tidak selalu lengkap dengan unsur dasar dalam jurnalistik yaitu 5W+1H. Konsep ini dapat menarik hati pembaca di tengah penetrasi internet yang sangat rendah dan berbiaya mahal.

Mulai boomingnya Dotcom dan keruntuhannya

Pada akhir 1990-an dunia dilanda oleh booming dotcom. Efeknya di Indonesia sendiri adalah munculnya situs-situs local termasuk situs berita. Situs berita yang muncul pada era tersebut adalah  astaga.com, satunet.com, lippostar.com, kopitime.com dan berpolitik.com. Mereka yang terjun ke situs-situs berita ini adalah para pemodal berkantong tebal.  Astaga dan Satunet dimodali investor asing, sementara  Lippostar adalah besutan Grup Lippo, perusahaan papan atas di Indonesia.  Kopitime.com juga menorehkan sejarah di era ini sebagai media online pertama yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Di luar namanama itu, satu persatu media online terus bermunculan.

Euforia media online di Indonesia sendiri tidak bertahan lama. Media-media online yang mendapat kucuran dana besar dari para investor tidak diimbangi dengan pertumbuhan bisnis yang baik juga. Pada tahun 2002 satu per satu media berguguran, hal ini dikarenakan mereka tidak mampu mengongkosi biaya operasional.  Kopitime pun tak lama menikmati lantai bursa. Pada 2003 saham Kopitime disuspensi di harga Rp 5 per lembar.  Meski dilanda krisis, detik.com tetap bertahan meski harus melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah karyawannya. Dua media online lain yang juga bertahan dari krisis adalah kompas.com dan tempointeraktif.com. Dua terakhir ini tidak gugur karena ditopang kokoh oleh media induknya yang berbasis cetak.

Munculnya kembali situs berita besar

Setelah runtuhnya beberapa media berita online, pada awal 2003 muncul www.kapanlagi.com. Steve Christian dengan rekannya yang baru saja menyelesaikan kuliahnya di Australia mengonsep sebuah situs hiburan yang tujuh tahun kemudian berkembang menjadi media hiburan terpopuler di jagat internet Indonesia. Pada tahun 2006 grup PT Media Nusantara Citra (MNC) menyiapkan situs www.okezone.com yang secara resmi diluncurkan pada 1 Maret 2007, kata pemimpin redaksi okezone.com, M Budi Santosa.

Okezone.com dapat dikatakan sebagai media yang kembali membangkitkan gairah pada media online di Indonesia. Grup Bakrie yang sedang mengonsolidasi dua stasiun televisinya dalam anak grup Visi Media Asia (VIVA) juga tertarik ikut bermain di media online. Mereka meluncurkan VIVAnews.com pada Desember 2008. Setelah itu mulailah persaingan dalam media online di Indonesia sampai saat ini. Pada tahun 2003 sendiri sebenarnya situs-situs berita yang mewarnai jagad maya tanah air sudah tampil lebih atraktif. Hal ini seiring dengan perkembangan teknologi internet yang hadir dengan web 2.0, hal ini membuat situs-situs mulai membuka ruanginteraksi antar pembaca di situs mereka, misalkan melalui kolom komentar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun