Modal terkadang menjadi alasan utama seseorang mengurungkan niatnya untuk berusaha, padahal sebenarnya modal bukan alasan berarti untuk kita menunda niat menjadi seorang entrepreneurship.
Dari sejarah beliau setidaknya kita dapat menyimpulkan bahwa modal utama untuk menjadi entrepreneurship bukan uang banyak, namun yang paling penting justru do'a, kejujuran, dan keahlian. Jika ketiga modal tersebut dimiliki, maka tidak menutup kemungkinan akan banyak pemodal yang ingin menanamkan modalnya untuk kita kelola.
Saat Rasulullah masih muda, beliaupun tak punya dana. Walaupun saat itu pamannya Abu Thalib bin Abdul Muttalib sangat mencintai Nabi, namun beliau tak hanya berpangku tangan. Selain mengembala kambing bahkan Rasulullah sejak usianya baru 12 tahun meminta sendiri untuk ikut pamannya berdagang. Rasulullah sudah memberikan contoh nyata kepada kita, bahwa sejak muda jiwanya tidak ingin berpangku tangan, terlebih hanya mengandalkan pemberian. Padahal saat itu paman nya adalah salah satu orang kaya, dan beliau sudah menganggap nabi Muhammad seperti anaknya sendiri.
Rasulullah akhirnya bisa menjadi pedagang sukses, kunci utamanya adalah pada kejujuran dan kepandaian beliau dalam berbisnis. Hingga tak ayal dengan modal andalan tersebut, beliau tak perlu pusing memikirkan modal finansial. Selain keuntungannya yang mudah di dapatkan dari banyaknya pelanggan, berkat hal tersebut Rasulullah pun akhirnya banyak diperebutkan investor, salah satunya adalah Siti Khadijah. Bahkan lebih dari itu berkat sikap dan pembawaannya yang sangat baik, Siti Khadijahpun sampai sangat jatuh hati pada beliau.
Bukti modal financial bukan alasan utama kita memulai bisnis, juga pernah dibuktikan oleh Abdurrahman bin Auf. Saat Abdurrahman bin Auf hijrah dari Mekah ke Madinah beliau tak membawa harta sepeserpun. Dalam perjalanannya beliau pernah ditawari berbagai macam harta benda, seperti rumah, unta bahkan istri. Namun dengan mental kemadiriannya, beliau menolak semua tawaran tersebut dengan halus. Kepada orang-orang yang telah menawarinya berbagai materi keduniaan, beliau hanya meminta di tunjukan jalan menuju pasar.
Sesampainya di pasar beliau kemudian menjadi kuli di sana. Namun berkat kerja keras dan izin Allah akhirnya di hari kedua beliau sudah menjadi makelar. Bahkan saat beliau sudah bekerja selama 40 hari disana, beliau sudah memiliki dana yang cukup untuk meminang seorang gadis Anshor. Sejarah telah membuktikan bahwa saat beliau meninggal dunia peninggalan hartanya lebih dari empat tryliun rupiah. Â Fantastis, sebuah prestasi gemilang meski hanya diawali dari penghasilannya sebagai kuli pasar.
Jangan Gengsi untuk Memulai Usaha Apapun
Sejarah Nabi Muhhamad  yang pernah menjadi pengembala kambing, dan Abdurrahman bin Auf yang pernah memulai kesuksesannya dengan menjadi kuli pasar, adalah bukti nyata bahwa jalan kesuksesan itu bisa dari mana saja.
Tak jarang seseorang malu untuk memulai usaha karena usahanya tersebut dipandang sebelah mata oleh masyarakat disekitarnya. Padahal tak jarang banyak orang sukses justru kebanyakan dari pekerjaannya yang dulunya di pandang sebelah mata.
Saat kita mengawali usaha dari pekerjaan biasa-biasa saja, bahkan terkesan diremehkan orang lain. Seharusnya hal tersebut kita jadikan motivasi dan keyakinan baik. Hal ini karena bisa saja Allah sedang menyiapkan kita menjadi orang yang sangat sukses dikemudian hari. Dengan asal pekerjaan tersebut bisa jadi kita akan menjadi manusia yang sangat rendah hati saat sudah sukses, bahkan lebih dari itu menjadi bos yang sangat baik saat memilki banyak karyawan.
Kesuksesan Rasulullah Harus Memotivasi kita.