Mohon tunggu...
Richard kapojos
Richard kapojos Mohon Tunggu... Mahasiswa - Hanya Pelajar yang berusaha menjadi bermanfaat

* Mahasiswa S1 Pendidikan Teknologi Informasi dan Komunikasi UNIVERSITAS NEGERI MANADO

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suara Lantang yang Menantang - Aksi Mahasiswa

14 Juni 2021   09:56 Diperbarui: 18 Juni 2021   15:55 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi. 

Yaa satu kata yang tak asing di telinga pelajar yang menyandang predikat Maha, kita sebut saja Mahasiswa. di dalam polemik perdebatan Mahasiswa, Aksi merupakan suatu bentuk demokrasi katanya. Karena melalui ajang ini Maha-maha ini menyuarakan Aspirasi, Keluhan, Pendapat, Kritik dan Saran mereka dengan Landasan Poin ketiga TriDharma Perguruan Tinggi sang Maha Turun ke jalan. 

Sebenarnya perihal Aksi itu sendiri memiliki Polemik tersendiri di dalamnya, ada yang setuju ada pula yang tidak. Ada yang bilang aksi itu gaya lama karena saat ini ruang demokrasi sudah lebih terbuka dan Aksi sudah tidak relevan lagi. Ada pula sebaliknya, Aksi masih sangat relevan katanya karena demokrasi saat ini hanyalah bias-bias yang diciptakan para rezim yang sebenarnya tidaklah nyata dan hanya rekayasa sosial politik. 

Pro dan Kontra di sana - sini polemik di mana-mana, Huru hara terjadi akibat penolakan tuntutan dan terkadang Anarkisme terjadi di baliknya. Sudahkah kita menyadari hal-hal tersebut yang terjadi setiap harinya? sang Maha ini dituntut untuk kritis katanya. Kritis seperti apa maksudnya, yang Bagaimana. Apakah dengan Turun ke Jalan dan dipajang di Instastory agar seakan berjiwa Aktivis, atau kritis dalam hal akademik dengan memenangkan semua perlombaan akademik dan mencari-cari muka ke dosen yang mengajar, ataukah kritis di laman sosial media dengan kata-kata bijak namun apatis terhadap fenomena yang terjadi atau Sok Bijak kata mereka. 

Yang jelas terlepas dari semua hal ini kita perlu meluruskan Tujuan kita terlebih dahulu. Terlepas mencari Eksistensi ketenaran dan Memenuhi Kontrak Sosial yang ada kita perlu mengetahui Kiblat kita mau ke arah mana?. 

Kita sama-sama ingin Indonesia Maju dan Makmur dengan Keadilan bukan, tak semuanya kita memiliki Kapasitas dan Kualitas yang sama. Setidaknya jika kita tak bisa turun ke jalan, Jika kita tak bisa menjuarai semua perlombaan, Kita bisa jadi yang terbaik melalui Versi kita masing-masing. Setidaknya kita tidak hanya Tidur dan Rebahan seharian, Setidaknya kita tidak hanya Minum-minum dan Pacaran yang pada akhirnya tak tahu arah dan Tujuan Hidup kedepan.  Semua Tuhan sudah atur katanya. Sorry kawan jangan bikin Malu Gelar Maha yang Kalian sandang jika yang terjadi pada kalian adalah demikian, kalaupun kita merasa seperti itu setidaknya kita punya pikiran untuk berubah dan mempunyai Visi ke depan bukan Hanya Stagnan di tempat sekarang dan merasa inilah bagian dari kehidupan. Bahkan Kotoran pun bisa lebih bermanfaat dengan menjadi pupuk tanaman. 

Apakah kita bermanfaat dengan menambah likes para selebgram, atau dengan Menambah daftar panjang pengangguran. Silahkan direnungi dan dipikirkan. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun