Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Pemicu Katastrofe Iklim: Dunia Pertama atau Ketiga?

29 Oktober 2021   15:55 Diperbarui: 29 Oktober 2021   16:01 486
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemaparan sebelumnya membuat harapan sirna sejenak. Namun ternyata, sudah ada beberapa negara yang mampu menghentikan tren korelasi positif antara peningkatan PDB dan peningkatan emisi karbon. Negara-negara tersebut adalah Inggris, Jerman, Italia, dan beberapa negara lainnya. 

Mereka adalah negara maju dengan kualitas yang jauh berbeda dengan negara berkembang, namun tetap saja hal-hal ini menunjukan bahwa masih ada harapan untuk mengurangi emisi karbon sambil membangun negara berkembang.

Harapan tersebut dapat diwujudkan dengan bantuan negara maju. Negara maju membantu negara berkembang untuk melakukan transisi teknologi ramah lingkungan sembari negara berkembang membangun negaranya. 

Mau tidak mau, negara maju harus membantu negara berkembang, tentu saja karena perubahan iklim adalah masalah global. Bisa saja negara maju memasukan skema bantuan ini ke dalam akun piutang mereka. Akan tetapi ada alasan lain untuk membuat negara maju mau membantu negara berkembang dengan ikhlas.

Perlu diketahui bahwa fenomena perubahan iklim saat ini terjadi akibat akumulasi emisi gas rumah kaca dari tahun ke tahun. Penulis menekankan bagian akumulasi. 

Sekarang mari kita berpikir., Negara maju berhasil menjadi negara maju karena mereka telah membangun negaranya. Tentu saja pembangunan negara bukan tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca sama sekali.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Dengan melihat data di atas, terdapat ketimpangan distribusi emisi karbon. Bisa dilihat bahwa negara negara berpendapatan tinggi telah mengeluarkan emisi karbon paling banyak sejak 1850. Dengan fakta ini, apakah berarti negara berkembang sebenarnya tidak perlu berutang? Atau bahkan mereka memiliki piutang?

Selain itu, perlu diketahui bahwa saat ini negara maju menghasilkan emisi karbon yang tidak sedikit pula. Emisi karbon/ kapita dari negara maju jauh lebih besar dari emisi karbon/kapita dari negara berkembang. Emisi karbon yang dihasilkan oleh satu orang Amerika, sama dengan emisi karbon yang dihasilkan 8 orang Indonesia. Ini berarti bahwa, tidak hanya negara berkembang yang perlu mendapat perhatian dalam hal ini, tetapi negara maju pula.

Baiklah, sekarang kita tahu bahwa baik negara maju maupun berkembang sama-sama memiliki kontribusi yang tidak sedikit terhadap terjadinya perubahan iklim. 

Negara berkembang perlu berusaha ekstra untuk meminimalisir emisi karbon akibat pembangunan negaranya. Negara maju dapat membantu negara berkembang untuk meminimalisir emisi karbon, mengingat perubahan iklim adalah masalah global serta utang masa lalu yang telah ditimbulkan negaranya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun