Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Seaspiracy: Fakta atau Hanya Sekadar Konspirasi

21 Mei 2021   19:44 Diperbarui: 21 Mei 2021   21:25 1288
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak hanya itu, Seaspiracy juga menyerang konsep perikanan berkelanjutan (sustainable fishing) dengan konspirasi yang tidak berdasar. Film ini menganggap bahwa perikanan berkelanjutan adalah suatu pembohongan yang digaungkan oleh LSM-LSM demi melindungi industri perikanan. Klaim tersebut dengan cepat dibantah oleh Marine Stewardship Council (MSC), salah satu LSM yang namanya disebut dalam Seaspiracy. 

MSC menyatakan bahwa sebenarnya banyak perusahaan menghabiskan waktu hingga bertahun-tahun untuk meningkatkan standar perikanan mereka demi memenuhi persyaratan sertifikasi. Meskipun perikanan berkelanjutan masih belum sempurna, konsep ini berpotensi membawa pengaruh baik bagi ekonomi maupun lingkungan. Sayangnya, Seaspiracy malah membangun konspirasi dengan menarget LSM yang mencoba melindungi laut, sementara mereka seharusnya berfokus pada perusahaan-perusahaan besar yang merupakan perusak ekosistem laut sebenarnya.

Bisakah Kita Menerapkan Pesan Inti Seaspiracy di Indonesia?

Indonesia adalah negara yang memiliki ribuan pulau, dan banyak di antaranya bergantung pada perikanan dan hasil laut dalam kehidupan sehari-hari penghuninya. Indonesia juga merupakan produsen ikan kedua terbesar sekaligus salah satu negara yang paling bergantung pada ikan di dunia. Ini artinya crowding out di pasar makanan laut akan sangat membahayakan bagi perekonomian kita. Jutaan pekerja sektor perikanan yang sekejap menjadi pengangguran akan menjadi masalah demografi yang pelik untuk diatasi.

Di samping itu, kita juga perlu menilik signifikansi budaya dari makanan laut di Indonesia. Hampir mustahil untuk tidak menemukan makanan laut dalam kebudayaan di setiap wilayah Indonesia, mengingat negara kita adalah negara kepulauan. Menghapus konsumsi makanan laut berarti menghapus banyak identitas kultural Indonesia pula. Pesan inti dari Seaspiracy juga tidak bisa ditelan mentah-mentah, mengingat banyak adegan di dalamnya seolah mencoreng kebudayaan Asia. Solusi yang ditawarkan oleh Seaspiracy jelas bukan suatu solusi yang memperhitungkan tradisi dan kebudayaan.

Dampak negatif dari penangkapan ikan berlebihan dan praktik tidak etis di dunia perikanan memang penting untuk ditanggapi secara serius. Meskipun demikian, hal ini bukan berarti kita harus meninggalkan konsumsi makanan laut sepenuhnya. Layaknya industri-industri lain, akan selalu ada praktik yang tidak etis, tetapi memboikot seluruh pasar bukanlah solusi yang masuk akal. Isu-isu seperti perbudakan modern dan overfishing dalam industri perikanan masih dapat diatasi dengan upaya yang lebih rasional, seperti konsep sustainable fishing yang selayaknya didukung lebih lanjut.

Seaspiracy memiliki banyak klaim yang menohok dan kontroversial tentang tindakan tidak etis di industri perikanan. Meskipun diselubungi niat baik untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan bencana lingkungan, penyampaian berupa konspirasi bombastis yang nonfaktual membuat film ini sulit untuk dianggap serius. Tentu, kita semua harus mementingkan kelestarian lingkungan dan menerapkan konsumsi etis, tetapi bukan berarti kita bisa membiarkan pemikiran kritis kita tenggelam dalam tayangan sensasional. Pada akhirnya, Seaspiracy, sebagaimana tersirat dalam judulnya, hanyalah sebuah konspirasi belaka.

Referensi

Teh, L. C. L., & Sumaila, U. R. (2011, December 7). Contribution of marine fisheries to worldwide employment. Wiley Online Library. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/abs/10.1111/j.1467-2979.2011.00450.x.

Khan Academy. (n.d.). Shifts in aggregate demand (article). Khan Academy. https://www.khanacademy.org/economics-finance-domain/macroeconomics/aggregate-supply-demand-topic/macro-changes-in-the-ad-as-model-in-the-short-run/a/shifts-in-aggregate-demand-cnx

Zeller, D., Cashion, T., Palomares, M., & Pauly, D. (2017, June 26). Global marine fisheries discards: A synthesis of reconstructed data. Wiley Online Library. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/full/10.1111/faf.12233.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun