Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Yield Curve dalam Menerawang Masa Depan

6 September 2019   20:43 Diperbarui: 6 September 2019   20:50 1991
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

The Economist juga menemukan bahwa di 16 negara kaya selain AS, 51 dari 95 resesi sejak 1960 tidak didahului oleh inversi sepanjang dua tahun sebelumnya dan ada 63 kasus positif palsu. 

Di Indonesia sendiri, LPEM FEB UI menemukan bahwa selisih antara imbal obligasi bertenor 3 bulan dan 10 tahun menjelaskan tingkat pertumbuhan PDB pada dua kuartal mendatang, dengan korelasi kuat sebesar 0,92.

 

Meragukan Kepakeman Yield Curve 

Perlu diingat bahwa meskipun ada korelasi antara inversi yield curve dengan resesi, hal ini bukan berarti bahwa inverted yield curve akan menyebabkan resesi. 

Sebagai contoh, apresiasi mata uang lokal secara mendadak dapat menginversi yield curve tanpa secara langsung menyebabkan resesi. Jalur ini dapat berperan signifikan dalam mempengaruhi yield curve, terutama di perekonomian terbuka yang mengandalkan arus mdoal masuk. 

Untuk kasus Indonesia, LPEM FEB UI menemukan bahwa yield curve Indonesia tidak secara langsung terkait dengan aktivitas ekonomi riil, melainkan lebih ke aliran investasi portofolio. 

Perubahan ekspektasi dalam perekonomian negara maju, khususnya AS, juga mengurangi kekuatan prediktif dari yield curve. Inflasi yang rendah dan stabil berperan dalam menekan term premium yang dibutuhkan untuk mengkompensasi risiko obligasi jangka panjang. 

Sementara itu, perlambatan pertumbuhan penduduk di negara maju memangkas tingkat bunga alami yang dibutuhkan untuk mempertahankan pertumbuhan ekonomi. 

Kedua faktor ini berperan dalam mengurangi selisih antara imbal obligasi jangka panjang dan jangka pendek pasca Resesi Besar tahun 2009, sehingga membuat yield curve semakin rata (lihat grafik di bawah). Jika selisih imbal mendekati nol, bisa saja inversi yield curve disebabkan oleh fluktuasi dari perdagangan pasar alih-alih ekspektasi terhadap resesi. 

 

Source: Brookings
Source: Brookings

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun