Mohon tunggu...
Kanopi FEBUI
Kanopi FEBUI Mohon Tunggu... Jurnalis - Himpunan Mahasiswa Ilmu Ekonomi FEB UI

Kanopi FEBUI adalah organisasi yang mengkhususkan diri pada kajian, diskusi, serta penelitian, dan mengambil topik pada permasalahan ekonomi dan sosial di Indonesia secara makro. Selain itu, Kanopi FEBUI juga memiliki fungsi sebagai himpunan mahasiswa untuk mahasiswa program studi S1 Ilmu Ekonomi dimana seluruh mahasiswa ilmu ekonomi merupakan anggota Kanopi FEBUI.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Migrasi, Benarkah Sebuah Solusi bagi Masalah Penuaan Populasi Eropa?

13 Agustus 2018   20:12 Diperbarui: 13 Agustus 2018   20:31 3106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Permasalahan penuaan populasi yang terjadi di sejumlah negara maju, termasuk di Benua Eropa, telah memunculkan masalah ekonomi baru. Bagi pasar tenaga kerja, penuaan populasi akan mengurangi jumlah angkatan kerja (penduduk berusia 15-64 tahun). Hal ini akan membuat berkurangnya pasokan tenaga kerja, khususnya tenaga kerja kasar. Sebagai contoh di Inggris diperkirakan pada 2020, hanya 20 juta orang dari total 60 juta penduduk Inggris, atau sepertiga dari total penduduk yang akan jatuh ke dalam kategori ini.[2]

Bagi pemerintah di negara yang terdampak, penuaan populasi akan mengancam peningkatan defisit anggaran. Pasalnya, pemerintah harus mengeluarkan anggaran yang lebih besar untuk membiayai dana pensiun, fasilitas kesehatan, jaminan sosial. Sebagai contoh, sekitar dua pertiga dari dana kesehatan di Inggris dihabiskan oleh penduduk usia diatas 65 tahun.[3] 

Tak hanya peningkatan anggaran belanja pemerintah yang lebih besar pada sektor-sektor untuk mendanai penduduk lansia, terdapat masalah lain yaitu penurunan penerimaan pajak. Pasalnya penerimaan pajak akan semakin berkurang disebabkan semakin berkurangnya pertumbuhan penduduk usia produktif di negara-negara maju.

Adanya ancaman tersebut telah mendorong studi baru mengenai migrasi sebagai solusi masalah penuaan populasi di benua Eropa. Pasalnya, benua Eropa merupakan benua yang paling menarik dikunjungi oleh para migran.

Latar Belakang Migrasi di Eropa

Migrasi yang dilakukan ke Eropa dilatarbelakangi oleh faktor pendorong (push factor) dan faktor penarik (pull factor). Konflik yang terjadi di Timur Tengah, padatnya populasi dan rendahnya penghasilan di daerah asal merupakan beberapa faktor pendorong migrasi ke Eropa. 

Sementara itu, perekonomian negara-negara di Eropa yang lebih maju dan tingginya penghasilan telah menjadi faktor penarik bagi para migran. Penuaan populasi di Eropa juga telah memaksa pemerintah negara-negara di Eropa untuk memilih mengizinkan para migran atau menghadapi kemerosotan ekonomi dan sosial.

Jika melihat sejarah, jauh sebelum konflik di Suriah meletus, telah terjadi tiga kali gelombang migrasi menuju negara-negara di Eropa yang diakibatkan oleh konflik. Arus gelombang migrasi pertama terjadi pada era Perang Dunia II, ketika pembantaian Nazi terhadap para penduduk Yahudi di Jerman telah menyebabkan banyak migrasi penduduk Jerman menuju sejumlah negara Eropa lainnya. 

Kemudian, banjir migran ke Eropa terjadi oleh etnis keturunan Indochina di Vietnam yang melarikan diri dari Perang Vietnam 1955. Kemudian yang ketiga adalah arus migrasi dari penduduk negara-negara pecahan Yugoslavia ketika terjadi perang Yugoslavia pada tahun 1991.[4]

Studi yang dilakukan oleh Christof Van Mol dan Helga de Valk (2016), membagi fase migrasi di Eropa menjadi tiga periode. Periode pertama diawali dari tahun 1950 -- masa awal perjanjian migrasi oleh beberapa negara Eropa -- hingga tahun 1974 akibat adanya krisis minyak. Pada periode ini, pemerintah mendatangkan para migran untuk mengisi kekurangan tenaga kerja di Eropa Utara-Barat. 

Periode kedua yang dimulai dari krisis minyak hingga jatuhnya Tirai Besi pada tahun 1980, telah membuat pemerintah Eropa Utara-Barat semakin membatasi migrasi. Pada akhir periode ini, arus migrasi mulai beralih ke negara-negara di Eropa Selatan. Periode ketiga dimulai sejak jatuhnya Tirai Besi hingga saat ini, ditandai dengan meningkatnya pengaruh Uni Eropa dan kontrol migrasi dari negara-negara ketiga ke Uni Eropa, serta adanya dorongan mobilitas intra-Eropa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun