Mohon tunggu...
Kang Win
Kang Win Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat kebersamaan dan keragaman

Ingin berkontribusi dalam merawat kebersamaan dan keragaman IG : @ujang.ciparay

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tangkuban Parahu bukan Tangkuban Perahu

8 April 2021   19:00 Diperbarui: 8 April 2021   19:08 1118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada 2 tempat di kawasan Bandung Raya yang orang sering keliru menyebutnya, baik dalam lisan maupun tulisan. Kedua tempat itu adalah Tangkuban Parahu dan Pangalengan. Banyak orang, termasuk Urang Sunda masa kini, yang menyebut Tangkuban Parahu dengan Tangkuban Perahu dan Pangalengan dikatakan Pengalengan.

Baik Tangkuban Parahu maupun Pangalengan adalah nama tempat berdasarkan ejaan Basa Sunda. Parahu pada nama Tangkuban Parahu adalah basa Sunda untuk Perahu. Sementara itu Pangalengan berasal dari kata dasar kaleng yang diberi imbuhan "pa". Imbuhan "pe" pada bahasa Indonesia sama fungsinya dengan imbuhan "pa" pada basa Sunda.  

Secara arti Tangkuban Parahu dengan Tangkuban Perahu dan Pangalengan dengan Pengalengan adalah sama. Menjadi agak ganjil, khususnya bagi Urang Sunda, jika kata "tangkuban" yang basa Sunda digabung dengan "perahu" yang bahasa Indonesia. Sama halnya dengan "pengalengan" akan terasa ganjil di telinga Urang Sunda. Dan tentu saja dari segi tata bahasa juga keliru. 

Bukankah nama tempat yang berasal dari bahasa daerah tidak bisa diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Apalagi jika nama tempat tersebut menjadi nama resmi dalam administrasi negara (pemerintahan).

Tangkuban Parahu adalah nama sebuah gunung yang berada "kawasan konservasi Bandung Utara". Secara administratif menjadi bagian dari Kab. Bandung Barat dan Kab. Subang. Gunung dengan ketinggian 2.085 mdpl ini merupakan salah satu destinasi wisata andalan di Kawasan Bandung Raya. 

Sementara itu Pangalengan adalah nama kota kecamatan di Bandung Selatan yang menjadi bagian dari wilayah Kab. Bandung. Pangalengan menjadi sering disebut karena  menjadi salah satu penghasil susu sapi dan sayuran terbesar di Indonesia.

Kawasan Bandung Raya meliputi 5 kabupaten/kota yang 4 diantaranya berasal dari 1 kabupaten induk yaitu Kab. Bandung. Keempatnya adalah Kota Bandung, Kota Cimahi dan Kab. Bandung Barat serta Kab. Bandung Sendiri. 

Satu yang lainnya adalah Kab. Sumedang. Kawasan Bandung Raya sendiri merupakan bagian dari eks Karesidenan Priangan Timur selain Kab. Garut, Kab/Kota Tasikmalaya, Kab. Ciamis, Kota Banjar dan Kab. Pangandaran. Priangan adalah sebutan untuk Parahyangan dalam administrasi pemerintahan.

Kalau kita berjalan sekitar 10 km ke arah timur dari Pangalengan, melintasi puluhan ribu hektar kebun teh, kita akan sampai di Cisanti. Dari "situ" (danau) di kaki Gunung Wayang (2.182 mdpl) inilah air Sungai Citarum Bermula. Suci dan bersih seperti nama mata airnya Cisanti yang berarti suci dan mensucikan. 

Wayang pada nama Gunung Wayang yang di kakinya Situ Cisanti berada, bukanlah berasal dari kata wayang (golek). Tapi berasal dari kata "wa" yang berarti angin lembut dan "hyang" artinya Tuhan atau dewa. Jadi kata wayang yang menjadi nama Gunung Wayang bermakna angin dewata yang lembut yang mencitrakan gambaran keindah-permaian alam yang abadi.

Citarumlah yang menghubungkan bagian selatan dan bagian utara Bandung Raya di balik cerita terbentuknya "Danau Bandung Purba" dalam Legenda Sangkuriang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun