Sore itu jalanan Cibiru terpantau lengang. Mendung sebentar lagi menurunkan hujan.
Ah...kesal sekali. Untuk ketiga kalinya kamu tertinggal bus lagi, Nai. Mengapa kamu terus berdiri di beranda Toko itu? bagaimana bus bisa melihatmu dan mengajak menaikinya. Harusnya kamu berdiri di pinggir jalan. Seperti bapak-bapak itu.
“Aku bingung hendak kemana menuju bang. Bahkan, aku berdiri di sini saja tak tahu artinya. Kenapa abang begitu perhatian?”
“Aku mengenalmu”
“Lalu, kenapa tak kau ajak saja aku menaiki motormu itu”
“Ah tidak Nai, terlalu jauh perjalanan menuju kotamu”
“Kamu aneh. Tak perlu perhatian kalau tak memberiku tumpangan!”
“Tidak Nai. Abang hanya tak ingin kamu kesepian”
“Bukankah menaiki motormu itu asyik?”
“asyik kalo ga bocor. Duh, sering mogok motorku ini”
“Ya sudahlah. Abang pergi saja. Jangan sok perhatian!”