Mohon tunggu...
Nur Azis
Nur Azis Mohon Tunggu... Guru - Pembelajar sepanjang waktu

Bercerita dalam ruang imajinasi tanpa batas

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mulutmu Memakanmu

19 Desember 2018   16:05 Diperbarui: 19 Desember 2018   16:23 301
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kamu belum bayar biaya konsultasi Cah Bagus"

"Heheh ... maaf Mbah, lupa." Segera dia mengeluarkan uang dua puluh lima ribu, dan segera pamit.

Entah, gara-gara sumpah Rohadi atau memang stok laki-laki kaya dikampungnya sudah habis, nyatanya Lastri sampai sekarang masih melajang. Tak ada yang meminangnya.

Setelah sekian tahu, kehidupan Rohadi berubah. Dia sekarang kaya raya. Juragannya yang dulu, meninggal. Istri dan anaknya tak bisa melanjutkan bisnis yang saat itu memang sedang lesu. Rohadi diminta untuk mengurusnya.

Ditangan Rohadi, bisnis itu berkembang pesat. Hingga dia tinggalkan, dan mendirikan usaha atas namanya sendiri. Rohadi sangat berpengalaman di usaha tersebut. Sekarang karyawannya ada empat puluh. Omset per bulan mencapai ratusan juta. Rohadi menjadi incaran gadis-gadis cantik di kampungnya.

Tak mudah menghapus rasa cinta. Sama halnya dengan Rohadi. Dia tak mampu menghapus nama Lastri dari hatinya. Meski, dia pernah pernah dihina, sebagai laki-laki miskin yang tak pantas mendampinginya, Rohadi tetap mencintai Lastri.

Kali ini, dengan percaya diri, seperti laki-laki kaya yang lain. Dia mendatangi Lastri. Wajahnya lebih tampan, lebih bersih, aromanya juga harum. Sengaja dia jalan kaki. Semua mata orang-orang kampung memandangnya dengan penuh takjub. Gadis-gadis desa, semakin membayangkan, Rohadi meminang dirinya.

Lastri, mendengar kabar bahwa Rohadi akan datang meminangnya, girang bukan main. Pagi itu, dia sudah mandi tiga kali. Yang terakhir, dia mencampurkan bunga melati dan enam bunga yang lain. Perempuan yang sedang girang itu keluar masuk ke kamarnya lebih dari sepuluh kali. Mencoba semua pakaian terbaiknya, dan berdandan semaksimal mungkin. Semua itu, untuk membuat Rohadi terpesona.

Sampailah Rohadi di depan rumah Lastri. Sudah ada kedua orang tuanya, yang berdiri di depan pintu menyambut calon menantunya yang tampan dan kaya raya. Semua tetangga saling berdesakan melihat moment spesial itu.

"Silakan masuk orang paling tampan dan kaya" Sambut Badri, bapaknya Lastri, dari kejauhan.

Sebelum masuk, Badri melambaikan tangannya ke semua mata tetangga yang memandangnya di balik pagar rumah. Gadis-gadis yang turut melihat, berteriak histeris. Mereka semua memiliki doa yang sama. Yaitu pernikahan itu gagal. Hingga Rohadi bisa memilih mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun