Mohon tunggu...
M. Hafizhuddin
M. Hafizhuddin Mohon Tunggu... Aktor - Kang Apis

Anggota Komunitas Tidur Berdiri di KRL

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Apa yang Bisa Diharapkan dari Laga Timnas U-23 Lawan Tira Persikabo dan Bali United?

3 Maret 2021   09:27 Diperbarui: 4 Maret 2021   08:50 521
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
TC Timnas Indonesia yang dipersiapkan untuk SEA Games 2021 (Sumber: Dok. PSSI)

Laga timnas Indonesia U-23 vs PS Tira Persikabo pada Rabu, 3 Maret 2021 akan jadi pelepas dahaga masyarakat pencinta sepak bola tanah air. Meski bertajuk friendly match, ini merupakan laga sepak bola domestik perdana yang resmi diselenggarakan PSSI setelah vakum selama pandemi.

Dua hari berselang, 5 Maret 2021, giliran Bali United yang jadi lawan tanding timnas U-23. Kedua pertandingan tersebut digelar tanpa dihadiri penonton di Stadion Madya, Jakarta. Masyarakat bisa menyaksikannya di Indosiar atau streaming via Vidio.com mulai pukul 19.30 WIB. 

Nyaris satu tahun sepak bola Indonesia mati suri. Pandemi membuat hampir semua liga di dunia terhenti termasuk di Indonesia. Tercatat 15 Maret 2020 adalah hari terakhir Liga 1 diselenggarakan. Saat itu pun sebenarnya sudah diterapkan protokol kesehatan, walau terlihat hanya formalitas.

Namun ketika di pertengahan tahun beberapa negara mulai menghidupi lagi kompetisi sepak bolanya, Indonesia masih bergeming. Sempat muncul asa saat PT Liga Indonesia Baru selaku operator Liga 1 mengeluarkan keputusan untuk melanjutkan liga di bulan Oktober lalu setelah melalui koordinasi dengan PSSI. Sayangnya hal itu urung terjadi lantaran tidak mendapat rekomendasi izin dari Polri.

(Baca juga: Liga 1 Lanjut Digelar Tanpa Penonton, Normal bagi Sepak Bola Kita)

Memang terasa dilematis. Di satu sisi, para pelaku sepak bola ini butuh penghidupan serta fisik dan "sentuhan" yang tetap terkontrol. Di sisi lain, kasus Covid-19 di negara kita belum terkendali dan dikhawatirkan muncul klaster dari penyelenggaraan kompetisi sepak bola.

Sempat terjadi pro-kontra juga lantaran Polri dianggap tidak netral dalam mengambil keputusan. Itu terjadi karena pihak mereka justru mengizinkan berlangsungnya Pilkada padahal cakupannya bisa dibilang lebih luas dan potensi penyebaran virusnya lebih besar.

Namun apadaya, Pilkada jalan terus sesuai rencana, sementara sepak bola kita lagi-lagi jadi korban kepentingan.

Apa yang Bisa Kita Harapkan dari Laga Eksebisi Ini?
Bagi timnas, dua laga tersebut menjadi bagian dari persiapan menjelang SEA Games 2021, di mana training center sudah dilakukan sejak 8 Februari kemarin. Dari sini juga masyarakat akan melihat mula perkembangan timnas di bawah asuhan pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae-yong.

Tae-yong yang dikontrak PSSI sejak akhir Desember 2019 sama sekali belum melewati laga resminya bersama timnas. Laga kualifikasi Piala Dunia 2022 yang seharusnya jadi debut Tae-yong Maret tahun lalu harus diundur sampai dua kali. Terakhir, AFC mengumumkan laga melawan Thailand dan UEA akan dilaksanakan pada 3 dan 11 Juni 2021.

Kiprah Tae-yong menangani pemain-pemain Indonesia sebenarnya sudah terlihat saat membawa para pemain U-19 training center ke Thailand (Januari 2020) dan Kroasia (September-Oktober 2020). Dirangkum dari Bolasport, dari dua periode itu terhitung ada 17 laga yang mereka jalani dengan catatan 6 menang, 8 kalah, dan 3 imbang.

Statistik yang kurang baik ini harus dimaklumi karena Tae-yong memang masih meraba. Apalagi Tae-yong sendiri mengakui banyak aspek dari pemain-pemain kita yang masih mengkhawatirkan. Secara perlahan ia mengubahnya, termasuk yang paling fundamental adalah soal kedisiplinan.

Dalam beberapa kali TC, para pemain tidak bisa sembarangan meninggalkan hotel karena sudah diatur waktu-waktunya. Paling epik soal kejadian dua pemain timnas U-19, Serdy Ephy dan Afhridzal, yang tak jadi diikutsertakan ke Kroasia karena terlambat hadir di sesi latihan terakhir sebelum berangkat.

Sesi latihan timnas U-19 Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong di Stadion Madya, Senayan, Jakarta Pusat (Sumber: PSSI via bolasport.com)
Sesi latihan timnas U-19 Indonesia di bawah asuhan Shin Tae-yong di Stadion Madya, Senayan, Jakarta Pusat (Sumber: PSSI via bolasport.com)
Pun disiplin soal gizi. Dari apa yang dilakukan Tae-yong ini, terkuak bahwa banyak pemain timnas kita yang tidak mengatur pola makannya dengan baik. Ada yang mengeluh dengan pembatasan yang diterapkan. Hal itu juga mengindikasikan bahwa kedisiplinan asupan gizi di level klub masih kurang.

Mungkin kita tidak perlu berharap timnas akan bermain bagus melawan Tira Persikabo dan Bali United. Namun ini bisa kita jadikan tolok ukur performa mereka untuk laga-laga uji coba selanjutnya. Apakah seiring waktu berjalan akan jauh lebih baik atau malah tidak berkembang? Harapannya justru titik puncak performa mereka ada di ajang SEA Games akhir tahun nanti.

Langkah Awal Menuju Piala Menpora dan Liga 1
Dari sisi penyelenggaraan, kita bisa melihat seperti apa kesiapan PSSI menggelar pertandingan di tengah pandemi. Hal ini tentu menjadi gambaran ketika Liga 1 kembali bergulir dalam waktu dekat.

Sebagai "ajang pembuktian" sebelum liga berjalan, PSSI bersama Kemenpora sudah diizinkan kepolisian untuk menggelar turnamen pramusim yang diberi titel Piala Menpora 2021. Diselenggarakan 20 Maret hingga 25 April, turnamen ini diikuti oleh 18 klub Liga 1 dan dua klub Liga 2.

Laga Bali United vs Madura United di Liga 1 2020 (Sumber: liga-indonesia.id)
Laga Bali United vs Madura United di Liga 1 2020 (Sumber: liga-indonesia.id)
PSSI jelas harus menjalankan aturan dengan sungguh-sungguh. Protokol kesehatan yang ketat jangan jadi sekadar aturan tertulis atau formalitas.

Meski hanya pramusim, bila perlu diadakan pembatasan ruang gerak bagi para individu yang terlibat. Toh, hanya 1 bulan. Bukan apa-apa, Liga Inggris yang sudah modern dan profesional saja masih kecolongan karena staf atau pemain di beberapa klub positif Covid-19.

Tentu ini harus diantisipasi. Apalagi setelah terkonfirmasi bahwa mutasi virus corona B117 sudah masuk Indonesia, di mana potensi penyebarannya lebih cepat. Jangan sampai kekhawatiran soal klaster baru dari sepak bola jadi kenyataan.

Pastinya kita berharap semua berjalan dengan tertib, termasuk masyarakat yang mau mematuhi untuk tidak mengadakan nonton bareng di manapun yang bisa menimbulkan kerumunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun