Mohon tunggu...
Kang Jenggot
Kang Jenggot Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Hanya orang sangat biasa saja. Karyawan biasa, tinggal di Depok, Jawa Barat

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Wir, Pak Tanoe dan Almarhum Haji Sulam

11 April 2014   07:14 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:48 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pada 2 Juli 2013, mungkin akan dikenang oleh Pak Wiranto dan Pak Hary Tanoesoedibjo, sebagai kenangan manis. Tapi, setelah itu, Pak Wir dan Pak Tanoe kembali tersenyum kecut dan pahit. Ya, pada tanggal itu, Pak Win tampil dengan wajah bungah, pun Pak Tanoe, dengan raut sumringah, setelah dideklarasikan sebagai duet Calon Presiden dan Wakil Presiden yang akan diusung oleh Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).
Hotel Grand Mercure, salah satu hotel berbintang yang terletak di Jakarta Pusat, dijadikan tempat hajatan deklarasi. Duet Pak Wir dan Pak Tanoe pun resmi dikenalkan dengan sebutan Win-HT, singkatan dari dua nama pasangan itu, Pak Wiranto dan Pak Hary Tanoesoedibjo. Acara deklarasi itu sangat meriah. Puja-puji disuarakan orang yang hadir, lengkap dengan tempik sorai dan tepuk tangan saat Pak Wir dan Pak Tanoe, secara bergiliran tampil dipodium memberikan pidatonya. Acara deklarasi itu juga disiarkan stasiun televisi milik Pak Tanoe.
Ya, Pak Tanoe ini, adalah salah seorang konglomerat yang memiliki beberapa media. Tiga stasiun televisi dikendalikannya yakni RCTI, MNC TV (dulu bernama TPI) dan Global TV. Pak Tanoe juga punya teve berbayar, yakni MNC Sky TV. Selain memiliki stasiun televisi, Pak Tanoe juga adalah pemilik dari Koran Seputar Indonesia (Sindo), Okezone.com, Sindonews.com dan Sindo Radio yang dulu bernama Trijaya FM. Di luar itu, gurita bisnis Pak Tanoe menjalar kemana-mana.
Pak Tanoe sendiri, sebenarnya memulai karir politiknya bukan di Hanura, tapi di Partai NasDem yang didirikan Pak Surya Paloh, pemilik Metro TV dan Koran Media Indonesia. Di NasDem, Pak Tanoe menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar. Saat masih di NasDem, Pak Tanoe juga getol mempromosikan partai baru tersebut di stasiun-stasiun televisi yang dipunyai. Juga di Koran Sindo. Iklan-iklan NasDem bertagline Restorasi Indonesia, rajin menyapa pemirsa di rumah, nongol disela-sela acara sinetron atau program gosip.
Tapi, bulan madu dengan Pak Paloh di NasDem hanya seumuran jagung. Pak Tanoe kecewa karena Pak Paloh jadi ketua umum partai. Awalnya yang jadi ketua NasDem, memang bukan Pak Paloh, tapi Mas Rio Capella, yang sekarang jadi Sekjen Partai NasDem. Kongsi pun pecah. Pak Tanoe memilih hengkang. Bahkan hengkangnya Pak Tanoe dari NasDem ia bewarakan khusus lewat sebuah acara jumpa pers dengan mengundang banyak wartawan.
Tidak lama berselang, Pak Tanoe langsung hijrah ke partainya Pak Wir, Hanura. Dan, tak menunggu beberapa lama, Pak Tanoe bersama Pak Wir dideklarasikan sebagai capres dan cawapres Hanura, 2 Juli 2013. Namun ternyata, di internal Hanura tak semuanya setuju dengan duet Win-HT tersebut. Salah satu yang keras mengomel tak setuju dengan duet Win-HT, adalah Pak Fuad Bawazier, mantan Menteri Keuangan dan Dirjen Pajak yang sempat jadi politisi Partai Amanat Nasional (PAN), sebelum masuk Hanura. Pak Fuad bilang duet Win-HT, adalah pasangan capres dan cawapres naif. Ia bahkan bilang, duet itu tak akan laku dijual.
Tapi gonggongan Pak Fuad dianggap angin lalu saja sama Pak Wir dan Pak Tanoe. Bak kafilah, mereka tetap berlalu sambil mengusung tagline Win-HT. Dan, demi mendongkrak popularitasnya, Pak Wir dan Pak Tanoe, memakai segala jurus. Media televisi milik Pak Tanoe dijadikan senjata andalannya untuk itu.
Maka lahirlah, iklan yang nongol nyaris tanpa jeda di layar kaca RCTI, MNC TV dan Global TV. Tidak hanya iklan, Pak Win dan Pak Tanoe juga memasarkan duetnya lewat acara kuis. Dirancanglah kuis bertajuk kuis Kebangsaan. Acara kuis ini, tayang di RCTI setiap pukul 9.30 WIB dan 17.00 WIB. Sebagai acara kuis, tentunya juga disediakan hadiah, salah satunya berupa smartphone bagi yang bisa jawab pertanyaan.
Cara lain, agar duet Win-HT lebih dikenal lagi oleh publik Indonesia, adalah lewat tayangan sinetron. Salah satu sinetron yang dipakai untuk mengkampanyekan duet Win-HT, adalah sinetron Tukang Bubur Naik Haji, salah satu tayangan sinetron yang digemari ibu-ibu dan berating tinggi. Pada salah efisodenya, 1 Februari 2014, Pak Wir dan Pak Tanoe, tiba-tiba tampil nyelonong jadi pameo di sinetron Tukang Bubur itu. Dalam efisode itu, Pak Wir dan Pak Tanoe tampil naik sepeda motor dan menyapa warga Kampung Duku, kampungnya Haji Muhidin dan Rumana, dua tokoh sentral di sinetron tersebut. Saat itu, tampil adegan warga yang sedang bergotong royong, lalu sekonyong-konyong muncul Pak Wir dan Pak Tanoe numpak motor menyapa warga. Adegan itu pun kemudian kena semprit Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), karena dianggap menyalahi aturan.
Sepertinya, segala macam cara dilakukan Pak Win dan Pak Tanoe dan tim horenya untuk bisa menjual duet Win-HT ke publik. Iklan digeber, sinetron pun di masuki, terakhir Pak Win dan Pak Tanoe, mengeluarkan jurus reality show bertajuk, " Mewujudkan Mimpi Indonesia". Acara reality show itu tayang setiap Jumat pukul 15.45 WIB. Acara itu dibuat dengan konsep bertukar nasib. Pak Wir, misalnya dalam salah satu efisodenya pernah nyamar jadi tukang becak dan penyandang disabilitas berkursi roda.
Nah, sekarang pemungutan suara sudah dilangsungkan 9 April kemarin. Lalu, seperti apa hasil dari segala ikhtiar Pak Wir dan Pak Tanoe menjual duet Win-HT lewat layar kaca. Apakah hasilnya memuaskan? Atau justru segala jurus Pak Wir dan Pak Tanoe, mubazir tanpa hasil?
Ternyata jurus-jurus Pak Wir dan Pak Tanoe, langsung dipatahkan oleh hasil hitung cepat atau quick count pemilu 2014 yang dilakukan beberapa lembaga survei seperti Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Indikator Politik Indonesia (IPI), Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC), Lembaga Survei Nasional (LSN) dan CSIS. Dalam hasil hitung cepat itu, raihan suara yang berhasil dikumpulkan Hanura, jauh dari harapan alias jeblok. Hanura hanya meraup 5 persenan suara. Raupan suara sebesar itu, menempatkan Hanura berada di posisi 10 dari 12 peserta. Bila melihat peringkat serta raihan suara semua partai peserta pemilu, hanya 10 partai yang akan masuk Senayan. Dua partai lainnya, yakni PBB dan PKPI, terlempar dari orbit, karena raihan suaranya ada dikisaran 1 persenan. Artinya, Hanura berada diurutan buncit dari semua partai yang akan masuk Senayan. Partai NasDem yang ditinggalkan Pak Tanoe, justru melesat, berhasil mendulang 6 persenan suara.
Iklan, kuis dan reality show pun mubazir sudah, tak ngefek mengangkat derajat suara Hanura, juga duet Win-HT. Mungkin duet itu juga hanya akan tinggal jejak, tak jadi mengarungi medan tempur sebenarnya pada 9 Juli nanti, saat Pilpres dilangsungkan. Pak Wir dan Pak Tanoe memang bukan tukang bubur. Keduanya adalah bakal capres dan cawapres yang terancam tak bisa naik pentas.
Dalam efisode awal sinetron Tukang Bubur Naik Haji, ditampilkan tokoh utama Haji Sulam yang diperankan Mat Solar. Haji Sulam inilah si tukang bubur yang sukses hingga bisa melebarkan sayap usahanya hingga ke Tanah Suci, Mekkah. Tapi kemudian tokoh Haji Sulam itu dimatikan, dengan cerita ia meninggal di Tanah Suci. Haji Sulam pun almarhum.
Mungkinkan duet Win-HT juga bakal senasib dengan Haji Sulam yang sudah almarhum. Tapi yang pasti duet Win-HT, sudah dimatikan oleh hasil hitung cepat kemarin. Bisa jadi duet ini pun akan almarhum juga alias tak jadi maju ke gelanggang Pilpres. Tapi Pak Wir dan Pak Tanoe, masih bisa buat sinetron berjudul Win-HT maju Pilpres..kalau memang mau..he.he.he

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun