Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Terbang

29 Juni 2022   08:24 Diperbarui: 29 Juni 2022   08:32 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi burung terbang oleh Artur Voznenko via Unsplash

Kepak sayapku saat ini mungkin belumlah terlalu kuat untuk terbang
Sehingga tubuhku pun biasa terhempas di atas bebatuan
Selepas ia menggelepar
Untuk mengeluarkan segala dayanya

Di suatu pagi yang masih petang
Aku terjatuh dari sangkar indukku
Pertanda ruangannya tak lagi lega
Untuk ukuran tubuhku yang kian dewasa

Tapi, apa mau dikata
Aku pun harus lekas belajar terbang
Sebagaimana yang dipesankan ibuku
Selepas ia menyuapiku dengan biji-biji tanaman

Badanku berulangkali menahan sakit
Sebab terjerembap dan terantuk kerikil-kerikil tajam

Namun, sakit ini hanyalah sebuah pengantar
Dari iringan rasa sakit
Yang kapan saja bisa hadir dalam kehidupan

Sebab dalam hidup
Siapa pun bisa didera ragam pesakitan
Sakit di badan, pikiran hingga jiwa yang tiba-tiba saja serasa gersang

Syukurlah,
Aku masih selalu mampu untuk merawat wejangan berharga dari indukku,
Usahlah engkau mengeluh
Agar kau lekas terbang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun