Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Botol Jin dan Tiga Orang Pemuda

1 Januari 2021   08:00 Diperbarui: 1 Januari 2021   13:47 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Botol Jin (Mysticsartdesign-Pixabay)

Deretan tanya macam itulah yang hendak ia pecahkan sembari menunggu waktu untuk menyudahi kenikmatan ketiga orang pemuda tadi.

Tak terasa setahun telah berlalu, sementara jin sendiri semakin bertambah bingung dengan ragam perilaku manusia.

Daripada kepalanya akan pecah sebab memikirkan tingkah mereka, jin pun memutuskan untuk mendahulukan kontraknya dengan ketiga pemuda itu.

Untuk yang pertama, ia mulai dari Gendon dan para kuntilanak cantik yang mengelilinginya.

Begitu jin itu mendapatinya, ia menjadi pangling (tidak kenal) dengan penampilannya. Sebab tampilan Gendon kini seperti orang yang berperawakan kurus kering yang sekadar untuk mengayunkan kaki pun takmampu.

"Apa yang terjadi denganmu?" tanya si jin dengan penuh rasa heran ketika mendapati Gendon yang tengah berjalan menghampirinya dengan cara merangkak.

"Gara-gara ulahmu, aku jadi lumpuh seperti ini. Tolong kembalikan kondisiku seperti semula!" jawabnya.

"Loh, kok aku yang kamu salahin?" jin bertambah bingung.

"Iya. Gara-gara kausodori aku 100 wanita cantik dan makanan yang lezat-lezat, aku jadi takkuasa untuk tak menghampiri mereka setiap hari. Hingga beginilah jadinya keadaanku sekarang."

"Hahaha. Hihihi. Salah sendiri kauminta wanita terlalu banyak. Rasakanlah sekarang akibatnya. Maaf, kawan. Takbisa kupenuhi permintaanmu itu. Sebab aku telah memberikannya setahun lalu." jawab si jin dengan ringan.

"Dulu kau sudah kuperingatkan, mikir dulu sebelum meminta. Sekarang rasakanlah sendiri akibatnya. Hahaha. Hihihi." lanjut jin itu seenaknya sambil berlalu meninggalkan Gendon yang berusaha mati-matian mengejar dirinya dengan kesotan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun