Mohon tunggu...
Muhammad Adib Mawardi
Muhammad Adib Mawardi Mohon Tunggu... Lainnya - Sinau Urip. Nguripi Sinau.

Profesiku adalah apa yang dapat kukerjakan saat ini. 😊

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Sambil Menikmati Tayangan Televisi

8 Oktober 2020   10:30 Diperbarui: 8 Oktober 2020   15:49 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Unsplash

Jika saya melihat polanya, biasanya alurnya adalah serius, mengendur, stress, relaksasi, dan seterusnya dengan kreativitas bumbu cerita dari sang sutradaranya. 

Dan setelah saya membandingkan dengan beberapa pengalaman saya yang akhir-akhir ini menyusun tulisan di hadapannya, setiap plot atau potongan kisah tersebut tetaplah menarik untuk disimak, meski saya belum tentu mampu untuk merampungkan seluruh ceritanya. 

Terkadang, sepotong kisah dalam film itu akan mampu menginspirasi saya untuk mencipta kisah-kisah lainnya dalam tulisan. Saya kira inilah kesempatan bagi saya untuk mengembangkan imaji maupun gagasan saat menghadapi film yang tak pernah tuntas saya tonton itu. Saya menikmati kisahnya dan menebak akhir ceritanya sesuai dengan angan-angan saya. 

Dengan demikian, meski saya mendapat separuh bagian saja dari kisah yang tak tuntas saya saksikan itu, saya pun tetap mensyukurinya. Sebab, meski porsinya hanya sekelumit, tidak jarang ia laksana sebuah potongan kue inspirasi yang mampu membangkitkan ide-ide sedap lainnya untuk menyelesaikan beberapa tulisan.

Atau, jika tidak sampai sedemikian, setidaknya ia telah menemani saya untuk merampungkan tulisan, meski terkadang saya menyimaknya dan tidak jarang mengabaikannya. Sekadar mendengar suaranya saja saya seakan ditemani olehnya, seperti halnya ketika saya mendengar pesan-pesan atau hiburan melalui radio. 

Dengan kebiasaan saya yang seperti ini, saya menjadi teringat dengan salah satu tulisan AS Laksana tentang salah satu kebiasaan beliau dalam menulis, yakni menulis sambil menikmati televisi. 

Tanpa bermaksud sedikitpun untuk membandingkan kemampuan menulis saya yang sangat tidak sebanding dengan beliau, setidaknya saya bisa sedikit berlega hati sebab memiliki kemiripan pola dengan gaya menulis seorang yang sangat mumpuni itu.  

Jika beberapa orang mungkin membutuhkan ruang dan waktu khusus untuk merampungkan tulisan, terkadang saya memiliki pola yang sebaliknya. Saya terkadang melakukannya sambil berbaring di depan televisi, menemani anak saya menjelang tidur, atau di teras rumah guru ngajinya dengan lalu lintas kendaraan yang cukup padat. Sembari menunggu anak saya selesai mengaji sorogan Al-Qur'an pada gurunya itu, saya biasanya menyusun tulisan. 

Bukan bermaksud sedikit pun untuk menyombongkan keahlian atau produktivitas saya yang tak seberapa ini, saya hanya ingin sekadar berbagi cerita bahwa inilah yang mungkin telah menjadi pola sebagian penulis saat merampungkan beberapa tulisannya, yakni menulis dalam situasi yang berubah-ubah. Terkadang di keramaian, sesekali di keheningan, atau sebaliknya. 

Saat menulis, diantara mereka mungkin ada yang harus mencoret-coret terlebih dahulu pada lembaran kertas yang sedang dibawanya. Langsung menuangkannya pada papan gawai. Atau mungkin cukup mengendapkannya dalam ingatan. 

Mana saja cara yang mereka pilih dari berbagai pola itu, bebas-bebas saja, karena memang tidak ada ikatan khusus mengenai hal ini. Kecuali, mungkin, beberapa pertimbangan dari aspek kesehatan, cara menjaga mood, dan yang tak kalah penting adalah perihal produktivitas mereka dalam menorehkan sejumlah tulisan dengan tetap menjaga mutu penyajiannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun