Mohon tunggu...
kang abi
kang abi Mohon Tunggu... Relawan - Penggagas komunitas DUDUK DIAM

Pernah membawakan program siaran Sound Of Spirit (SOS) di radio Mustang 88FM jakarta (tahun 2004-2017). Penulis Buku Get Real ( Gagas media)

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Jalan Keheningan

20 Juni 2019   14:28 Diperbarui: 20 Juni 2019   14:42 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ditakuti lantaran orang berpikir keheningan adalah dunia isolasi, pengasingan dari kehidupan. Orang menghindari kesepian, bagaimana ia mau memasuki dunia pengasingan.

Diminati, karena sebagian orang percaya dunia keheningan adalah taraket untuk memperoleh kedigdayaan, aji-aji dan kesaktian.

Hal diatas masihlah tetap keriuhan, bahkan mungkin masih hubbudunya  (keduniawian) meski hidup mengasingkan diri, tapi tak terasing dari keingianan dan segala ambisi egonya. Perubahan radikal bagi diri dan lingkungannya tidak lahir dari sini.

Keheningan berarti cinta kasih. Apa adanya berarti menutup ruang dan waktu untuk terjadinya celoteh dan reaksi pikiran, dengan demikian batin diam dan disitu ada keheningan.

Keheningan bukanlah kejumudan, stag, tetapi tindakan radikal yang muncul dari kedalaman, dan itu adalah intelegensia.

"Sadar sepenuhnya tanpa perlu berpikir yang tidak perlu. Itulah inti dari batin yang suwung, lapang, hening. Batin yang demikian pastilah selalu segar, jernih, dan baru" (hal.27).

"Apabila kita ingin melihat masyarakat dan dunia bergerak ke arah yang lebih baik, kita membutuhkan lebih banyak orang yang tercerahkan sebagai hasil dari pendidikan yang menghargai dimensi keheningan dan kesadaran"(hal.28)

Romo J. Sudrijanta, SJ adalah seorang Imam Jesuit, yang mendalami meditasi baik yang bersumber dari tradisi Buddhis (Vipassana), Zen, Yoga maupun meditasi dalam tradisi Katholik itu sendiri.

Pada gilirannya, dunia hening yang ditapakinya dibagi kepada masayarakat luas tidak terkecuali jamaatnya, bukan saja melalui buku-buku yang ditulisnya, juga bimbingan-bimbingan langsung dalam retreat.

Sepertinya, jika dapat disebut sebagai 'perolehan', keheningan yang diselaminya kemudian menemukan bentuk atau formanya sebagai Meditasi Tanpa Objek (MTO).

Jika kita mengenal Father Anthoni de Mello SJ, yang membabar keheningan, kesadaran melalui ceritra fabel yang ditulisnya, begitu sederhana dan ringan untuk dibaca, maka buku Mukjizat Setiap Saat  ini juga melakukan hal yang sama dengan bahasa yang sederhana, tapi mencerahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun