Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Aku dan Perasaan Itu

13 November 2022   06:20 Diperbarui: 13 November 2022   06:43 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

  

Aku tak mampu mengendalikan angin, mengajaknya memainkan dayu, menundukan kelebat pergi menjadi seumpama unggahan ingin. Aku tak mampu, bahkan ketika petir dan guntur menawarkan seikat kontrak penuh langit.

Nyaliku hanya sekokoh ilalang kering, bergoyang ketika angin bertamu, merunduk tatkala bunyi gemuruh mencipta halu.

Sungguh payah diriku

Meski kedua tanganku telah bercabang bertumbuh paku, langit langit kepala penuh hiasan peluru kaliber empat puluh, bahkan telapak kaki membantu di keheningan salju. Tak cukup bagiku mencumbu waktu, tak sempat anganku menikahi masa lalu.

Sungguh terpuruknya aku

Maka jangan berharap ada ucapan bijaksana dari lelaki yang selalu membelakangi cahaya, yang menjadikan gelap sebagai tunggangan menuju alam impian. Itulah sesungguhnya watak asliku

Kesepian ketika orang ramai menggunjingkan semburat cahaya senja di lukisan Musthapa Al Karoum, yang hanya terdiam ketika jagat media sosial meramaikan berita tentang lancungnya pejabat penuh angkuh penuh tipu.

Di bagian mana aku di tampilkan

Bukan pada lukisan

Bukan pada kolom komentar

Aku segera hilang bersama rasa takut akan terkuaknya indentitas kemunafikan. berbungkus baju berita koran.

#####

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun