Menanti. Menantimu lewat deretan pesan singkat, mengharap huruf pertama adalah gambaran rasa suka.
Terlalu lama, butiran embun memberontak penuh iba. Panas merambat melelehkan raga, angin mendatangi dengan kuku tajam mencabik rasa.
Hampir mati, detak kelopak mewangi terkulai ke bumi, mimpi dan janji betebaran menghiasi tanah suci.
Sampai kapan, Â kabut tipis mulai menghitam, rintik hujan tertahan di antara keraguan dan kekecewaan.
Tetap menanti, tetap sendiri melawan rayuan hayal. Membiarkan raga tersakiti dalam diam, dalam pengharapan.
Tidakkah engkau memiliki hak untuk menentukan?
****
Bagan batu, desember 2020