Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Puisi: Buah Hati (Bag 1)

3 November 2020   05:58 Diperbarui: 3 November 2020   06:01 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Benih tlah ku tanam, gemericik air kehidupan menyiram. Lembah subur menumbuhkan, kelopak mahkota pasrah terkulai, di petik tangan secara jantan. Air mengaliri, setiap ceruk pasti terisi.

Pada doa sebelum memulai, pada harap sebelum menyemai, pada cita-cita berharap tunai, "Tuhan, beri daku penerus yang bagus. Pembawa marwah manusia mulia, berkecukupan dengan adab hingga dewasa. Lembutkan hatinya, murnikan jiwanya. Jagalah ia dari setiap pembisik berlidah panas api neraka".

Sembilan bulan sepuluh hari penantian menyiksa, harap-cemas yang belum pernah di rasa. Pada siang doa-doa di kumandangkan, pada malam meringkuk  dalam hening mengadukan, " Tuhan, beginikah rasanya penantian?"

Hadirlah tangis kegembiraan, lahirlah permata cinta dalam gendongan. Tawamu adalah anugerah, tangismu laksana tahtah intan permata. Merekatkan ikatan di atas jalinan, meniadakan kemungkinan untuk melewatkan.

"Terimakasih kepada-MU, Tuhan"

*****

Baganbatu, 03 november 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun