Benih tlah ku tanam, gemericik air kehidupan menyiram. Lembah subur menumbuhkan, kelopak mahkota pasrah terkulai, di petik tangan secara jantan. Air mengaliri, setiap ceruk pasti terisi.
Pada doa sebelum memulai, pada harap sebelum menyemai, pada cita-cita berharap tunai, "Tuhan, beri daku penerus yang bagus. Pembawa marwah manusia mulia, berkecukupan dengan adab hingga dewasa. Lembutkan hatinya, murnikan jiwanya. Jagalah ia dari setiap pembisik berlidah panas api neraka".
Sembilan bulan sepuluh hari penantian menyiksa, harap-cemas yang belum pernah di rasa. Pada siang doa-doa di kumandangkan, pada malam meringkuk  dalam hening mengadukan, " Tuhan, beginikah rasanya penantian?"
Hadirlah tangis kegembiraan, lahirlah permata cinta dalam gendongan. Tawamu adalah anugerah, tangismu laksana tahtah intan permata. Merekatkan ikatan di atas jalinan, meniadakan kemungkinan untuk melewatkan.
"Terimakasih kepada-MU, Tuhan"
*****
Baganbatu, 03 november 2020