Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hampir Tengah Malam

8 Februari 2020   09:24 Diperbarui: 8 Februari 2020   09:21 260
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir tengah malam. Saat seekor rama-rama tak tahu jalan pulang, terhanyut ia dengan tarian senja. Berlama-lama mematung di bawah cahaya berkilau keemasan, terbuai nyanyian kelopak mawar di ujung cakrawala. Sampai lupa waktu, gejolak hati seperti membelenggu

Malam hendak bersalin rupa berwujud mimpi. Mempengaruhi gelitik hati tempat bersembunyi, bergentayangan di angan jiwa yang kelelahan. Hadirkan kepalsuan dan kesemuan

Muaranya adalah kerinduan. Berpasangan dengan gelap tempar menyamarkan, membungkam setiap kehadiran. Malam hampir pasti telah merencanakan, sejak senja ia membelenggu setiap jiwa di bawah penantian

Hampir tengah malam. Puisi ini menyerupai rengek purnama yang kehabisan panggung, meraba dalam gelap suasana, memandang semua indah walau tak kasat mata

Seandainya. Tengah malam adalah irama alam. Kan ku pesan terangnya kunang-kunang sebagai bekal. Berlebihan? Suaramu bahkan telah berubah makna di belokan prasangka. Biarkan malam mendamaikan denfan cara demikian.  Selamanya

Bagan batu. Di hari sabtu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun