Bola menggelinding dari nirwana, jatuh melenting tepat di lapangan tengah. Menggelinding sejenak di giring kaki lincah bersepatu emas. Siapa dia,.... Messi sang idola. Meliuk melewati bek tengah, satu,dua, tiga pemain lawan tidak berdaya. Tinggal sejengkal dari penjaga gawang, sepak si kulit bundar dengan tendangan pisang
Goool..... jebol gawang Madrid, kebobolan gawang Valencia, ambruk gawang AS Roma. Barcelona juara, kita bersorak seakan kitalah pemenangnya. Semua bersuka ria, tawa bahagia memenuhi langit nusantara
Kemana pemain kita? tidak muncul di papan skor. Soleh Solihun, Aming, mas Parto, bahkan bek legendaris Bolot absen di pentas dunia. tertawa melihat La Liga, menangis meraung penuh sumpah serapah melihat sepak bola kita
Bundar. Bola disana sama persis dengan disini. Hambar, itu pembeda utama ketika menyaksikan permainan di dua negeri. Atau menunggu aku muda lagi, berlatih sepakbola dengan bola api. Kemana PSSI
kecewa itu lumrah, penantian itu sepanjang masa. Mantra sakti yang membuat penggila bola sakit hati, PHP tingkat tinggi yang di bungkus angin surgawi. Bonek sudah banyak mati, bobotoh sampai menangis perih. Bola bundar belum jua menunjukan taji, konon pula mengukir prestasi. Mimpi
Bagan batu, isi hati penggila bola sejati