Maaf bila kata-kata memutar balikan makna, menyeret rasa hingga ke ruang hampa, mematahkan stigma hingga berubah kecewa. Aku tak pernah menyangka, aliran aksara memecahkan tempurung kepala, mengobrak-abrik nalar hingga engkau menggelepar
Permulaan kata ku bungkus guntingan suara, berhias titik dan koma sebagai pemuas, terselip satu dua hikma yang ku anggap, tapi makna tak pernah sempurna, terbolak-balik mengikuti alunan jiwa. Kadang aku merana ketika mengucapkan, kadang aku bahagia tatkala menulisnya
Sampai detik ini aku masih belum mengerti, kata-kata mana yang engkau sukai, akankah seluruh ucapan adalah milikmu, bilakah aku merdeka menitipkan resahku. Sungguh tak terkira sejauh mana pemahaman menindih perasaan, ataukah kata-kataku tak pernah menyentu hatimu
Kini ku ulangi untuk kesekian kali, barisan hurup berjajar membunyikan arti, meliuk di rentetan bunyi mengeja naluri. Engkau masih belum mengerti? Tak mengapa bila harus ku coba seribu kali, setidaknya aku tak pernah menyerah membahagiakan rasamu
Bagan batu 12 oktober 2019