Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Ketika Parpol Tetap Bergembira, Walau Capresnya Kalah

20 April 2019   09:18 Diperbarui: 20 April 2019   09:46 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Perolehan suara parpol versi quick count.sumber : screenshot twitter @kompasiana

Ternyata pemilu serentak yang menggabungkan pileg dan pilpres dalam satu waktu pelaksanaan memakan korban anak kandung sendiri.bak drama cinta segitiga,di mana kesetiaan hanya beda tipis dengan penghianatan,begitulah yang harus di lakoni oleh partai partai politik dalam pemilu serentak 2019 ini.

Di satu sisi sesuai peraturan harus mendukung salah satu pasangan capres dan cawapres,tapi di sisi yang lain mesti memikirkan para caleg yang bernaung di ketiak partainya.dan di belakang layar harus melalui jalan sunyi dan berliku agar partainya tetap eksis dan bisa melenggang ke gedung dewan.

Dan prakteknya di lapangan sungguh luar biasa.para elit partai harus bermuka dua dan menjalankan pilitik dua kaki.berjibaku memenangkan capres yang di usungnya,dengan harapan mendapat limpahan suara dari kandidat yang di pilihnya.

Maka tidak heran bila di pusat para ketua partai memerintahkan kepada semua kadernya agar memilih kandidat capres yang telah resmi di dukung partai,tapi di daerah banyak terjadi para pengurus dan kader malah memilih mendukung kandidat capres lainya.

Tapi sampai hari pencoblosan berlalu,sepertinya tidak ada sikap  tegas yang di keluarkan partai untuk menghukum ataupun minimal menegur kader partai di daerah yang mbalelo menentang keputusan pimpinan partai tersebut.

Ini mengindikasikan bahwa elit partai di tingkat pusat sebenarnya memahami bahkan merestui pilihan beda dari kader di daerah sebagi strategi jitu mendulang suara bagi caleg dan partainya.dan ini rasanya sudah menjadi strategi umum bagi partai politik di pemilu 2019 ini.

strategi jitu.

Bahwa politik itu adalah seni memainkan peluang untuk berkuasa,adalah nyata adanya.apalagi dalam dunia politik rasanya tidak ada yang kebetulan,semuanya telah di atur dan di rencanakan sedemikian rupa sebagai bagian dari strategi mengambil kekuasaan dan mempertahankan kekuasaan tersebut.

Pilpres dan pileg yang di laksanakan bersamaan dalam satu waktu terbukti berhasil memecah kosentrasi dan kekuatan partai politik dalam memaksimalkan kerja mesin partai dalam memperjuangkan kepentinganya.parpol seperti tersandera antara memenangkan capres yang di usungnya,dengan kepentingan internal partai yang harus tetap eksis dan meraup sura terbanyak.

Apakah ini bagian dari strategi kekuatan politik tertentu di negeri ini,tentu kita harus mengkaji lebih seksama persoalan ini.tapi kenyataan bahwa parpol akhirnya tidak maksimal memainkan kekuatanya untuk bertarung,itu juga sesuatu yang tidak bisa di hindari.dan siapakah yang paling di untungkan dari kondisi ini?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun