Mohon tunggu...
Kang Marakara
Kang Marakara Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pengangguran Terselubung

Belajar dan mengamalkan.hinalah aku,bila itu membuatmu bahagia.aku tidak hidup dari puja-pujimu

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Siapa yang "Memperkosa" Ibu Pertiwi, Pak?

9 April 2019   07:57 Diperbarui: 9 April 2019   08:33 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo dan luhut binsar pandjaitan.foto : dok detik.com

Mudah mudahan anak anak kita tidak mendengar kosa kata seperti ini di ucapkan,ketika rasa ingin tahu mereka sedang berkembang.tapi begitulah sejatinya nasib ibu pertiwi tercinta saat ini.

Di rampok,di garong,di kuras habis kekayaan alamnya, tanpa setetespun mengalir untuk rakyatnya. Ini pakta tidak terbantahkan.pertanyaanya sekarang adalah, siapakah yang sedang dan pernah memperkosa ibu pertiwi?

Rakyatkah pelakunya? orang otang bodoh yang hanya untuk mencari sesuap nasi harus berjuang seharian? orang orang miskin yang sekedar menyekolahkan anaknyapun terkadang tak mampu membeli buku dan pensil?

Ataukah para elit penguasa? manusia manusia di lingkaran kekuasaan yang menjadikan negara ini seperti bisnis keluarga? Apa yang mereka lakukan terhadap ibu pertiwi selama ini.

Cuplikan pidato prabowo di kampanye akbar,minggu(7 april 2019) sumber : detiknews selasa(9 april 2019)
Cuplikan pidato prabowo di kampanye akbar,minggu(7 april 2019) sumber : detiknews selasa(9 april 2019)

Coba kita ulang putaran memori bangsa ini mundur kebelakang,apa yang di lakukan elit elit orba dan anteknya terhadap ibu pertiwi,siapa yang kini hidup makmur dari tetesan kekayaan milik ibu pertiwi?

Bila sekarang mereka berteriak teriak tentang kekayaan alam bangsa ini yang di jarah dan di keruk habis tanpa sisa,bukankah mereka dahulu ada di lingkaran kekuasan itu? darimana kekayaan yang mereka nikmati sekarang? apa yang mereka lakukan ketika bangsa ini di kuras habis kekayaanya? diam saja dan ikut menikmati.

Inilah saya rasa politik yang memuakkan,teriakan hanya untuk merebut simpati demi kekuasaan,rasa prihatin hanya teori untuk mengelabuhi massa.dan yang lebih menjijikan dari semua itu adalah,merasa tidak ikut bersalah dengan semua kebobrokan ini.

Bila memang serius,bila memang tulus,mengapa menunggu jadi pemimpin bangsa baru bergerak? bukankah dari dahulu ataupun sekarang bisa melakukan sesuatu minimal tidak ikut menikmati kebobrokan ini.

Coba lihat dalam barisan pendukung anda,berapa banyak para elit yang pernah menikmati kemewahan harta terpendam negeri ini? bersihkan mereka,singkirkan mereka,sapu bersih mereka,itu baru pemimpin sejati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun