Mohon tunggu...
Kane Dhanya Vessantara
Kane Dhanya Vessantara Mohon Tunggu... Pelajar di Kolese Kanisius,Jakarta

-

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Di Balik Meja Panitia : Ratusan Jiwa yang Lelah demi Satu Mimpi

4 Oktober 2025   12:05 Diperbarui: 4 Oktober 2025   19:37 575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya tidak pernah menyangka bahwa menjadi panitia CC Cup akan mengajarkan saya lebih banyak tentang hidup dibandingkan pelajaran apa pun di kelas. Di sini, saya belajar tentang tanggung jawab yang sesungguhnya---bukan yang tertulis di buku, tapi yang terasa di dada saat kita harus memilih antara istirahat atau menyelesaikan tugas demi kepentingan bersama.

Saya belajar tentang kerja sama tim yang sejati. Bukan hanya bekerja bersama saat semuanya mudah, tapi tetap solid saat segalanya kacau. Saya belajar bahwa kepemimpinan bukan soal jabatan, tapi soal inisiatif---tentang siapa yang mau melangkah duluan saat semua orang ragu.

Saya belajar tentang ketahanan mental. Bahwa tubuh mungkin lelah, tapi pikiran bisa memilih untuk tetap fokus. Bahwa kita lebih kuat dari yang kita kira, dan batas kita lebih jauh dari yang kita bayangkan.

Yang paling penting, saya belajar bahwa nilai dari sebuah pengalaman bukan diukur dari seberapa mudah atau menyenangkannya, tapi dari seberapa besar pengalaman itu membentuk kita menjadi pribadi yang lebih baik.

Penutup: Konser yang Menutup Segalanya

Sabtu malam, 27 September 2025. Panggung utama diterangi lampu warna-warni. The Changcuters dan Bernadya tampil dengan energi yang luar biasa. Ribuan siswa dari berbagai sekolah berkumpul, bernyanyi bersama, melompat bersama, merayakan akhir dari seminggu yang penuh perjuangan.

Saya berdiri di antara kerumunan, di samping teman-teman panitia yang sudah seperti keluarga sendiri setelah seminggu penuh bersama. Kami tidak di panggung. Kami tidak memegang piala. Tapi saat kami saling pandang dan tersenyum, ada perasaan yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Ini adalah momen di mana kita sadar bahwa semua kelelahan, semua masalah, semua pengorbanan---semuanya sepadan, karena kita tidak hanya menciptakan acara, tapi kita menciptakan kenangan dan membentuk diri kita sendiri.

Rasa bangga itu bukan datang dari pujian atau pengakuan. Rasa bangga itu datang dari kesadaran bahwa kami sudah memberikan yang terbaik, bahwa kami sudah menjalani tanggung jawab kami dengan penuh, dan bahwa kami sudah tumbuh menjadi pribadi yang lebih dewasa dibandingkan seminggu yang lalu.

Bagi saya, ini adalah CC Cup terakhir sebagai siswa Kolese Kanisius. Tahun depan, saya akan sibuk dengan hal-hal lain---kuliah, kehidupan baru, tantangan baru. Tapi pengalaman ini, pelajaran ini, karakter yang terbentuk di balik meja panitia ini---akan saya bawa selamanya.

CC Cup XL 2025 bukan hanya soal 214 sekolah yang bertanding. Bukan hanya soal 18 cabang lomba yang diperlombakan. Ini tentang 500 jiwa yang rela lelah, yang memilih untuk bertanggung jawab, dan yang belajar bahwa membangun karakter dimulai dari keputusan-keputusan kecil sehari-hari---untuk tetap berdiri, untuk tetap melayani, dan untuk tetap percaya bahwa semua ini ada maknanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun