Mohon tunggu...
FX HendroW
FX HendroW Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan

Memberi warna lain dalam kehidupanku, lahir dan besar di kota Ambarawa dan mencari rejeki di Sangatta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nasi Bungkus

19 Desember 2018   11:49 Diperbarui: 19 Desember 2018   11:52 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

" Makan apa mas?" tanya Adi ketika melihat aku sedang melahap nasi bungkus yang baru saja aku beli.
" Nasi Padang mas, pakai daging rendang", jawabku.
" Wah istimewa sekali bekalmu hari ini, rendang yang terkenal enak sedunia dalam bungkusan makan siangmu", ujar mas Adi sambil berdecak kagum.
" Iya mas, ini makanan terlezat sedunia, bahkan para chef terkenal saja mengakuinya", jelasku ke mas Adi.
" Beli apa bekal dari rumah mas?", tanyanya kemudian.
" Ya beli mas, aku mana bisa masak ini, lagian aku khan bisanya cuma makan, gak bisa produksi makanan hehehe", jawabku sambil terkekeh.
" Oh, kirain bawa banyak, rencana aku mau minta buat icip-icip", ujar mas Adi.
" Wah, gak ngomong dari awal tadi sih mas, coba kalau ngomong tadi aku beliin sekalian", sahutku.
" Lha emang kamu punya duit Bam?", ucap mas Adi sambil mengernyitkan dahinya.
Sambil berjalan menuju ke tempat cuci tangan aku menjawab " punya donk mas".
Selesai cuci tangan aku kemudian merogoh kantongku dan mengambil dompet serta mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribu, sambil berkata " ini lihat mas, lumayan khan kalau buat beli nasi rendang itu".
" Banyaknya, uang darimana? Ngepet apa pelihara tuyul kamu Bam?" sahut mas Adi terkesan merendahkan.
" Enak aja mas Adi kalau ngomong ini, ini hasil kerja kemarin mas, ada orderan buat desain rumah dan hasilnya memuaskan jadi ditambah deh uangnya plus tip-nya", ungkapku.
" Desain apaan?" tanyanya lagi.
" Desain rumah tinggal, temanku ini mau buat rumah untuk orang tuanya di kampung, biar lebih layak dan mudah perawatannya, makanya dia minta desain yang minimalis saja rumahnya", jelasku selanjutnya.
" Minta yang type berapa Bam?" selidik mas Adi.
" Type kecil lah mas, yang penting ada kamar tidur, kamar mandi, sama dapur, itu saja permintaannya, tetapi aku tambahin di depan rumah ada kolam ikan plus air mancurnya supaya nanti tidak jenuh kalau cuma duduk-duduk di teras depan", ujarku.
" Tak disangka kamu jago desain juga ya, dapat ilmu darimana kamu Bam?"
" Dari sekolah mas, saya khan lulusan arsitektur", ungkapku sambil menunduk dan bicara pelan.
" Lha kok gak sesuai kerjamu sekarang sama jurusanmu tho Bam?" tanya mas Adi.
" Kalau lapar sudah melanda, apapun dilakukan yang penting halal tho mas", ungkapku kemudian.
" Salut aku sama kamu, gak kenal lelah dalam bekerja, besok bawa CV kamu ya, ntar aku kasih ke pak Sam, siapa tahu masih ada lowongan di kantor pusat sebagai arsitek", ujar mas Adi.
" Puji Tuhan, masa bisa gara-gara makanan jadi rejeki?", ungapku saat itu.
" Rejeki bisa datang darimana saja Bam, tergantung Tuhan menghendakinya seperti apa".

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun