Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Wafa
Muhammad Khoirul Wafa Mohon Tunggu... Penulis - Santri, Penulis lepas

Santri dari Ma'had Aly Lirboyo lulus 2020 M. Berusaha menulis untuk mengubah diri menjadi lebih baik. Instagram @Rogerwafaa Twitter @rogerwafaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Waktu Kadang Begitu Cepat atau Begitu Lambat Berlalu?

17 Juni 2020   05:30 Diperbarui: 17 Juni 2020   05:56 600
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sisi dan sudut pandang kita dalam menikmati sesuatu kadang mempengaruhi. Rasa kopi tak pernah berubah. Namun saat kopi dinikmati ketika hujan turun, ditemani lagu yang mengusik kenangan, diminum bersama dengan seseorang, maka kopi itu akan "terasa" lebih nikmat. Hanya "terasa". Sebab hakikatnya rasa kopi tak pernah berubah, sejak dulu.

Apa yang membuat pemandangan nampak keruh dan kusam, kadang bukanlah kenyataan. Di luar cuaca begitu cerah dan udara begitu sejuk. Namun sayang kaca jendela kita sungguh kotor. Hingga pemandangan jadi "kelihatan" tak menyenangkan. Padahal sejak dulu pemandangan gak pernah salah. Tak pernah berubah. Suasana hati kita saja yang kadang resah. Kadang sedih, kadang bosan, hingga mempengaruhi sudut pandang.

"Kesulitan hidup adalah sebuah fakta. Tapi kesulitan hidup juga adalah sebuah perasaan. Dan sesungguhnya kesulitan hidup sebagai sebuah 'perasaan' jauh lebih menentukan kebahagiaan kita ketimbang 'faktanya'.

Jadi walaupun faktanya adalah kesulitan hidup tetapi ada orang yang 'merasa' sedih dan berduka tetapi di lain pihak ada juga orang yang menghadapi 'fakta' yang sama tetapi malah 'merasa' tertantang dan bersemangat untuk menciptakan masa depan yang lebih baik." (Pengantar buku Life is Beautiful)

Maka yang perlu kita perhatikan dan benahi sebelum memandang sesuatu adalah pikiran kita sendiri terlebih dahulu.

Bagaimana menurut anda nasihat ini?

"Seorang guru spiritual di Ubud pernah bertanya, 'Mengapa banyak orang yang punya masalah pada akhirnya hidup mereka menjadi menderita dan tidak bahagia?'

Lalu setelah semua orang ramai menjawab, beliau berkata, 'karena jika kita mengalami masalah kebanyakan orang selalu mencari 'Jalan Keluar' dan bukannya 'Jalan Ke Dalam'.

Ya! jalan ke dalam diri kita, ke dalam pikiran dan hati nurani kita. Pergilah ke dalam dan bukan keluar, karena sesungguhnya di dalam keheningan hati kitalah tersedia semua jawaban dan solusi bagi semua persoalan yang kita hadapi."

Kalau bayangan di cermin itu kotor, jangan buru-buru menyalahkan gambar di dalam cermin itu. Bersihkan dulu kaca cerminmu itu, barangkali kaca milikmu yang kotor.

Yah... Sebab dunia ini sebetulnya konstan. Masalah hidup juga sebenarnya ya itu-itu saja. Berbagai macam kesedihan dan kebahagiaan juga jenisnya kurang lebih sama. Tapi jika diakumulasikan dalam tingkat yang beragam, akan menghasilkan hasil akhir yang mengejutkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun