Mohon tunggu...
kalila fayza
kalila fayza Mohon Tunggu... mahasiswa

Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga angkatan 2025

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kisah Pilu Balita Raya di Sukabumi Adalah Alarm Bagi Sejarah Kesehatan Masyarakat di Indonesia

25 Agustus 2025   19:49 Diperbarui: 27 Agustus 2025   13:48 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Kemajuan teknologi medis di era kecerdasan buatan belum mampu mengakhiri penyakit yang sejatinya dapat dengan mudah dicegah. Berita tentang kisah balita berusia 4 tahun dari Sukabumi yang meninggal akibat infeksi cacing pada 22 Juli lalu mengejutkan publik. Lebih dari satu kilogram cacing gelang berhasil dikeluarkan dari tubuhnya. Peristiwa ini menjadi alarm keras bahwa prinsip kesehatan masyarakat yang diajarkan sejarah sejak berabad-abad lalu belum sepenuhnya diterapkan di Indonesia.

Ilmu kesehatan masyarakat bertujuan menjaga, melindungi, dan meningkatkan derajat kesehatan melalui pendekatan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Sejarah menunjukkan bahwa sanitasi adalah pilar utama kesehatan masyarakat. Pada zaman Yunani dan Romawi kuno, pembangunan saluran air (aqueduct) dan sistem pembuangan limbah (cloaca maxima) digunakan untuk mengatasi masalah kesehatan akibat air dan lingkungan tercemar. Pada abad ke-19, John Snow membuktikan bahwa wabah kolera di London bersumber dari air minum yang terkontaminasi. Di abad ke-20, vaksinasi, antibiotik, serta kampanye global melawan penyakit menular dilahirkan. Deklarasi Alma-Ata 1978 menegaskan layanan kesehatan primer yang merata. Keberhasilan kesehatan masyarakat bertumpu pada sanitasi, deteksi dini, pelayanan primer, dan keadilan akses layanan kesehatan.

Raya menderita infeksi cacing gelang terbanyak yang menyerang manusia dan ditularkan melalui tanah terkontaminasi. Penyakit ini sudah tercatat dalam papirus Mesir kuno, disebut oleh Hippokrates, hingga dikategorikan WHO sebagai salah satu penyakit tropis terabaikan. Infeksi ini menyebabkan gizi buruk, anemia, penurunan produktivitas, dan gangguan tumbuh kembang. Permenkes No. 15 Tahun 2017 menegaskan strategi pencegahan kecacingan pada anak usia 1-12 tahun melalui pemberian obat pencegahan massal (POPM) setiap enam bulan, edukasi PHBS, dan perbaikan sanitasi lingkungan.

Kasus Raya memperlihatkan kombinasi klasik faktor kesehatan masyarakat yang terabaikan, yaitu sanitasi buruk yang mempermudah penularan kecacingan, status gizi rendah, serta pengetahuan keluarga tentang kesehatan yang terbatas. Ketiadaan BPJS membuat akses layanan primer terhambat. Semua faktor ini menunjukkan bahwa tragedi yang dialami Raya bukan sekadar musibah individu, melainkan potret nyata lemahnya implementasi prinsip kesehatan masyarakat di Indonesia. Fakta ini menegaskan bahwa kemajuan medis modern tidak akan mampu menghapus masalah lama tanpa perbaikan aspek sosial, ekonomi, dan perilaku masyarakat.

Agar kasus serupa tidak terulang, perlu penguatan pada pemerataan program pemberian obat cacing massal secara konsisten, edukasi PHBS, serta peningkatan gizi anak. Selain itu, akses layanan kesehatan primer harus dipermudah agar masyarakat miskin tetap terlindungi. Terakhir, diperlukan kolaborasi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, tenaga medis, akademisi, dan masyarakat untuk memastikan kesehatan publik yang merata.

Kasus Raya adalah cermin wajah kesehatan masyarakat negeri ini. Tragedi tersebut merupakan pengulangan kegagalan lama yang seharusnya bisa kita atasi bertahun-tahun lalu. Sejarah membuktikan bahwa wabah di masa Romawi kuno hingga kolera di London abad ke-19 berhasil ditekan lewat sanitasi, pemerataan layanan primer juga telah ditegaskan Alma-Ata, dan bahkan pandemi Covid-19 pun dihambat lewat perilaku hidup bersih. Namun, kasus Raya menyingkap kenyataan pahit, kendati Indonesia sudah merdeka hampir delapan dekade, ternyata kita belum juga belajar dari sejarah.

KATA KUNCI: Cacing, Gizi, Kesehatan, Masyarakat, Sejarah

DAFTAR PUSTAKA

DetikNews, 2025. Kondisi Raya Sukabumi sebelum meninggal: Cacing 15 cm hidup keluar dari tubuh. https://www.detik.com/jabar/berita/d-8071733/kondisi-raya-sukabumi-sebelum-meninggal-cacing-15-cm-hidup-keluar-dari-tubuh [Diakses 22 Agustus 2025].

Kementerian Kesehatan RI, 2017. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2017 tentang Penanggulangan Cacingan. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. https://peraturan.bpk.go.id/Home/Details/102934/permenkes-no-15-tahun-2017 [Diakses 22 Agustus 2025].

Kompas.TV, 2025. Fakta kematian bocah di Sukabumi yang dipenuhi cacing. Kompas.TV, 22 Juli. https://www.kompas.tv/lifestyle/612582/fakta-kematian-bocah-di-sukabumi-yang-dipenuhi-cacing-dedi-mulyadi-beri-sanksi-desa-cianaga?page=all [Diakses 22 Agustus2025].

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun