Mohon tunggu...
Kalasok
Kalasok Mohon Tunggu... -

Melihat dari sisi lain yang berbeda

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Teror Islamis terhadap Kaum Minoritas di Bangladesh, ISIS-kah?

2 Juli 2016   10:59 Diperbarui: 2 Juli 2016   11:12 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bangladesh - Beberapa tahun belakangan ini Bangladesh menjadi sorotan internasional karena meningkatnya kekerasan disertai pembunuhan terhadap kaum minoritas. Dari bloger, aktivis, pengajar, hingga umat agama minoritas seperti Hindu, Buddha, dan Kristen menjadi target serangan kekerasan dan pembunuhan brutal.

Dari pembunuhan kaum minoritas tersebut, tidak jarang Negara Islam (ISIS) mengklaim telah melakukan tindakan kejam tersebut. Tapi benarkah demikian?

Sajeeb Wazed, kepala penasihat teknologi informasi pemerintah Bangladesh, memiliki pendapatnya sendiri dalam artikelnya yang dimuat di The Diplomat pada Kamis (28/6/2016)

Menurutnya, ISIS tidak memiliki kapasitas operasional untuk melakukan serangan di Bangladesh.

"Para Imigran tidak hanya datang ke Bangladesh dari Irak dan Suriah. Akibatnya, orang luar bingung antara tindakan teroris lokal dengan kegiatan ISIS, sebuah penyesatan yang menyenangkan para ekstremis untuk dipromosikan," katanya.

Organisasi-organisasi penjahat ekstrimis Bangladesh tidak dikenal di luar negeri. Tapi ISIS ya, jelas Sajeeb. Menurutnya, bagi para pelaku kekerasan dan pembunuhan, mengaku sebagai bagian dari ISIS merupakan kehormatan. 

Hal ni menjadi jelas baru-baru ini dengan penangkapan Saiful Islam, seorang guru berusia 23 tahun di sebuah madrasah atau sekolah Islam setempat. Polisi yang menanyai Saiful Islam memastikan bahwa pembunuhan menggunakan parang baru-baru ini telah dilakukan oleh dua kelompok Islam lokal yang sangat militan, Ansar al-Islam dan Jama'atul Mujahidin. 

Saiful Islam menjelaskan kepada polisi bahwa serangan itu merupakan respon langsung terhadap apa yang disebut gerakan Shahbag yang terbentuk di Bangladesh pada awal 2013. Gerakan Shabag menolak mengakhiri politik berbasis agama dan penuntutan kejahatan perang pada Perang Pembebasan tahun 1971. Kedua hal tersebut dibenci oleh orang-orang seperti Ansar al-Islam.

Para ekstremis menanggapinya dengan cepat dan ganas. Serangan pertama, pada tanggal 15 Februari 2013, terhadap blogger yang menulis kritik tentang Islam. Hal itu dilakukan oleh para mahasiswa dari Universitas Narthasā'utha (North South University) di Dhaka, ibu kota Bangladesh. Para penyerang didorong melakukan kekerasan oleh pemimpin spiritual dari Ansar al-Islam, Jasim Uddin Rahmani. Diikuti dengan serangan selanjutnya.

Ansar al-Islam bukan satu-satunya kelompok yang melakukan tindakan yang mengerikan tersebut. Rekan Ansar al-Islam yaitu Jama'atul Mujahidin Bangladesh, juga telah berupaya untuk membungkam suara-suara untuk perdamaian dan demokrasi dengan serangan biadab. Kelompok ini bekerja hampir secara eksklusif di Bangladesh utara, dan pihak berwenang sekarang mengatakan, mereka bertanggung jawab atas pembunuhan antara lain: seorang dokter homeopati, seorang profesor Bahasa Inggris di Rajshahi Universitas, dan seorang pria Jepang berusia 66 tahun.

"Menurut Saiful Islam, kelompok-kelompok tersebut menggunakan siswa-siswa madrasah, yang pemikiran dan keyakinan telah disesatkan oleh guru-guru radikal, untuk melakukan pembunuhan tersebut. Sederhananya, kelompok-kelompok itu mencuci otak para pemuda setempat di sekolah-sekolah Islam dan mencetak mereka sebagai ekstrimis. Ini adalah sebuah tragedi, tetapi ini bukan perbuatan ISIS," Sajeeb menjelaskan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun