Mohon tunggu...
Zulkarnaen
Zulkarnaen Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Penyuka Buku dan Kopi Jahe

Berbagi, mengikat, dan menyusun ide yang berserak.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Perempuan dan Prilaku Kolonialisme Laki-laki

13 Desember 2021   17:07 Diperbarui: 13 Desember 2021   17:09 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Foto : idsejarah.net)

Di suatu sore hari valentine, Mawar, 18 tahun, yang berjalan di depan rumahnya tiba-tiba diculik oleh beberapa laki-laki. Ia dibawa ke sebuah sawah yang jauh dari rumahnya. Di sana ia diperkosa secara bergantian.

Peristiwa itu viral di media sosial, setelah salah seorang warga merekam kejadian itu yang kebetulan saat itu berada di dekat sawah. Ia kemudian membaginya di medsos. Jagat media pun ramai. Beragam komentar netizen terhadap pristiwa itu. Anehnya tidak sedikit yang menyalahkan Mawar.  Bahkan banyak berasal dari netizen perempuan sendiri. "Salahnya sendiri keluar rumah!", kata salah satu komentar dari akun yang bernama Melati.

Tragedi Mawar itu kini sudah diurus oleh pihak kepolisian. Polisi sedang mencari pelaku yang memperkosa Mawar. Pasca berita ini viral, banyak komunitas dan lembaga yang konsen pada pembelaan perempuan juga turut bersuara di berbagai media, bahkan  mereka juga mendesak pembuatan undang-undang yang khusus dalam melindungi perempuan dari kekerasan.

Dalam hal ini, salah satu lembaga, yang diwakili oleh salah satu koordniator bidang mereka, menulis di media bahwa, tragedi Mawar adalah tragedi ke sekian kalinya. Bagi kordinatoor tersebut, tidak ada tempat yang aman di dunia ini untuk perempuan walau pun kita sudah berada di abad humanisme. Mereka selalu menjadi korban kekerasan laki-laki.

Apa yang terjadi hari-hari ini tidak jauh berbeda dengan bagaimana sejarah perempuan di masa lalu, yang selalu menjadi korban kekerasan laki-laki. Mereka hanya dilihat sebagai obyek seksual untuk memuaskan nafsu bejat laki-laki. Misalnya bagaimana kolonial Jepang memperkosa perempuan-perempuan Indonesia. Mereka memaksa, melakukan kekerasan hanya karena ingin menyalurkan hasrat seksual mereka.

Hal demikian, seperti diwarisi, hingga kita masih menemukan banyak kekerasan terhadap perempuan. Laki-laki tidak peduli dengan akibat kekerasan yang mereka lakukan. Mereka hanya tahu enak saja. Sakit yang dirasakan, trauma, dan masa depan perempuan sama sekali tidak ada dalam otak mereka.

Perempuan selalu menjadi korban dari kebejatan laki-laki. Tidak ada ceritanya laki-laki yang menjadi korban perempuan. Namun betapa ironisnya, masih banyak perempuan yang malah menyalahkan perempuan. Entah karena alasan perempuan keluar rumah, aurat yang tidak dijaga, dan lain sebagainya.

Selain itu, koordinator tersebut juga menambahkan bahwa, "Apa salahnya perempuan keluar rumah?! Apakah sangat begitu berbahayanya?! Hatta pun perempuan tidak menjaga aurat, adilkah hanya ia yang disalahkan!?. "Perempuan tidak salah, laki-laki yang salah", tulis koordinator itu sebagai penutupnya.

Besoknya, anggota lain dari lembaga itu, menulis juga di media. Ia memulai tulisannya dengan salah satu hadits Nabi Muhammad SAW tentang sarannya kepada anak muda untuk segera menikah. Ia mengurai alasan Nabi kenapa menyarankan untuk segara menikah.

Menurutnya, hadits itu menjelaskan tentang pentingnya laki-laki menjaga pandangannya. Kurang lebih alasan Nabi meminta laki-laki menikah karena hal itu lebih baik dan menyelamatkan laki-laki. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun