Mohon tunggu...
Kaha Anwar
Kaha Anwar Mohon Tunggu... Serabut-an -

MJS Press

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mereka yang Rela Jadi Debu

11 Juni 2015   07:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:07 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Awal mula, komunisme menjadi angin segar yang membebaskan rakyat Rusia dari kediktatoran tsar. Rakyat berpesta karena hak kepemilikan sama rata. Semuanya mendapat jatah hidup. Namun, lama-lama penerus paham komunis pun seakan membuat teralis besi yang mengkerangkeng rakyat. Hak-hak rakyat dibatasi. Ketika krisis menerjang Rusia, rakyat bagaikan nyala lilin yang ditiup angin. Tak ada bantuan, karena semua bergantung pada pemerintahan.

Pada 11 Maret 1985, Mikhail Gorbavech terpilih menjadi presiden Uni Soviet. Anak petani miskin ini pun kemudian membuat terobosan-terobasan untuk menyelamatkan Uni Soviet dari keterpurukan. Perestroika dan Glasnot merupakan gagasannya yang cukup populer. Perestroika dicanangkan untuk mengatasi ekonomi Uni Soviet yang stagnan. Pada prinsipnya, Perestroika adalah menghargai kepemilikan pribadi. Sedangkan, Glasnot merupakan program yang dicanangkan untuk hak informasi publik. Era ini disebut era keterbukaan Soviet, karena selain memberikan kesempatan kepada rakyat untuk merawat negara, juga Soviet mulai membuka diri dengan dunia luar, khususnya Barat yang selama ini menjadi seterunya.

Di bawah kepemimpinan Gorbavech, Soviet mulai bangkit. Perekonomiannya pulih, hak-hak ekonomi yang selama ini didominasi negara sedikit demi sedikit bisa dinikmati rakyatnya. Hubungan dengan luar negeri pun kembali cair. Jika selama ini konfrontasi sering dijadikan jalan utama, lambat laun Soviet memilih jalan damai. Namun, apakah Soviet benar-benar makmur? Seperti sudah menjadi jalan hidupnya, di tengah kebebasan yang mulai dirasakan rakyatnya, Uni Soviet mengalami perpecahan. Negara-negara bagian mulai menyuarakan kemerdekaannya. Angin demokrasi selalu dimaknai salah, ataukah memang sebenarnya mereka sudah lama menginginkan kemerdekaan?

Masih banyak kisah-kisah martir yang tertuang dalam buku ini. Semua kisahnya menjadi inspirari bagi pembaca. Sebab, jalan menjadi seorang yang bermanfaat bagi bangsa bukanlah hal yang mudah. Namun begitu, perbuatan itu sungguh mulia dan diharapkan oleh khalayak. Selamat membaca.

@KahaAnwar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun