Mohon tunggu...
Ahmad Kafin azka
Ahmad Kafin azka Mohon Tunggu... Human Resources - Mahasiswa dan Santri

mahasiswa dan santri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bergurau ala Islami

29 September 2019   09:10 Diperbarui: 29 September 2019   09:47 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: sayangsabah.com

Sebagai makhluk sosial, manusia tidak akan luput dengan perkumpulan manusia lainnya. Dan hal yang tak bisa dihindari yaitu senda gurau. Pasti bila seseorang sudah berkumpul dengan orang-orang yang sudah ia kenal, senda gurau sudah menjadi komposisi tersendiri layaknya makanan yang tak akan lezat tanpa adanya komposisi itu.

Nah, didalam islam, saking kompleksnya senda gurau juga ada etikanya. Melihat efek dari gurauan yang tidak ada batasnya dapat mengakibatkan runtuhnya ukhuwah, maka senda gurau juga beberapa kali disinggung dalam islam. Berikut beberapa etika saat bergurau :

Tidak berbohong

Hendaklah siapa saja untuk tidak berbohong kepada sesama walaupun dalam gurauan semata, karena Rasulullah tidak pernah mengajarkan kita untuk berbohong. Sebagaimana dalam hadist "Celaka orang yang bercakap kemudian berbohong supaya manusia tertawa. Celakalah dia dan celakalah dia" (H.R Ahmad dan Ad-Damiri)

Namun dalam kondisi darurat baru diperbolehkan untuk berbohong, itupun harus untuk kemaslahatan bersama seperti untuk menyatukan kembali perseteruan seorang muslim dengan muslim lainnya, maka itu diperbolehkan.

Tidak menghina

Didalam percandaan tidak jarang kita menemukan gurauan yang melewati batas hingga mengakibatkan salah seorang teman menjadi sakit hati, salah satunya gurauan yang digunakan yaitu dengan cara menghina teman disekitar. 

Meskipun gurauan seperti itu membuat teman-teman lainnya menjadi tertawa, melihat efek yang mungkin terjadi itu, maka menghina untuk membuat tertawa orang sekitar seperti itu dilarang.

Didalam Tafsir Ibnu Katsir "Menghina dan menganggap remeh hukumnya haram. Sebab orang yang dihina mungkin saja lebih tinggi derajatnya disisi Allah SWT dan lebih dicintai-Nya dari yang menghina" dan pada kenyataanya kita tidak tahu saat menghina seseorang ternyata ia lebih tinggi derajatnya disisi Allah, maka menghina dan meremehkan seseorang itu dilarang.


Tidak menakut-nakuti

Sering kali kita jumpai orang-orang yang sengaja membuat banyak orang tertawa dengan cara menakut-nakuti seseorang seperti mengejutkan seseorang yang phobia dengan barang yang ditakutinya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun