Mohon tunggu...
Ahmad Kafil Mawaidz
Ahmad Kafil Mawaidz Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan swasta

Ajarkanlah sastra pada anak-anakmu, agar anak pengecut jadi pemberani - Umar bin Khattab

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Berkaca pada Sejarah Pendidikan

14 April 2018   09:48 Diperbarui: 14 April 2018   10:06 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekolah yang digadang-digadang menjadi alat dan wadah pendidikan hari ini jauh daripada fungsi pendidikan yang sebenarnya. Banyak kendala yang harus segera diselesaikan, seperti urusan administrasi abal-abal, orientasi yang selalu merujuk kepada pembangunan fisik bangunan, tuntutan kebijakan kurikulum yang kurang diperhitungkan secara masak-masak dan kurang berjangka panjang. 

Sekolah seharusnya menjadi tempat yang nyaman bai para siswa setelah di rumah mereka sendiri. Faktanya sekolah menjadi tempat yang dihindari, atau paling tidak membuat mereka tertekan, terkungkung seperti dipenjara. Hal ini terbukti anak-anak sangat bahagia jika hari libur tiba, yang artinya mereka tidak perlu menuju ke sekolah. Selain itu mereka merasa bebas dari tugas-tugas sekolah yang seolah-olah selalu memberatkan waktu, tenaga, dan pikiran mereka.

Permasalahan ini terus berulang dari generasi ke generasi selanjutnya. Harus ada solusi terkait beberapa masalah pendidikan yang terus menerus terulang. Pendidikan 'hari ini' selalu memperbaiki aspek teknis kependidikan yang mengekor kepada kemajuan industri, bukan mengahsilkan insan yang berbudi luhur tinggi.

Perlu adanya sebuah musyawarah tingkat nasional oleh para ahli pendidikan agar bisa merumuskan sebuah sistem yang tidak amburadul sampai saat ini. Diperlukannya arah pendidikan yang jelas, sehingga siapapun natinya yang mengelola mempunyai patokan dalam mengelola pendidikan selanjutnya. Para pemangku pendidikan harusnya diisi oleh professional pendidikan yang berkompeten di bidangnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun