Nama Gajah Borneo alias Gajah Kerdil Kalimantan memang tidak sepopuler dari  saudara-saudara sepupunya sesama gajah Asia, termasuk Gajah Sumatera yang sama-sama berhabitat di nusantara dan sama-sama terancam punah, tapi Gajah Sumatera yang lebih terkenal dan sudah mempunyai roadmap juga infrastruktur konservasi yang lebih siap, nasibnya jelas relatif lebih baik!
Tapi, esensi kekhawatiran terbesar sebenarnya bukan pada tingkat popularitasnya ya, tapi lebih kepada efek dominonya! Semua pasti kenal ungkapan "tak kenal maka tak sayang". Jangan sampai minimnya publikasi dan juga pemberitaan secara luas akan menyebabkan semakin asingnya Gajah Kerdil Kalimantan dari memori masyarakat Indonesia yang bisa berakibat minimnya kepedulian masyarakat untuk terlibat secara aktif, setidaknya dalam sistem kontrolnya terhadap upaya konservasi satwa yang menurut WWF populasinya di sisi Indonesia bahkan tidak lebih diri 80 ekor ini. Â
Bersyukurnya, eksistensi Gajah Kerdil Kalimantan telah dilindungai secara definitif oleh Pemerintah Indonesia, melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan nomor P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi dan Gajah Kerdil Kalimantan berada di nomor urut 51. Alhamdulillah!
Oiya, Gajah kerdil Kalimantan ini sebagian besar persebarannya memang ada di wilayah Sabah, Malaysia Timur yang menurut WWF populasinya masih lumayan besar. Berdasarkan penghitungan kotoran gajah pada survei tahun 2010, diperkirakan ada sekitar 2.040 individu di Sabah.
Sedangkan untuk populasinya di sisi Indonesia yang terkonsentrasi di Seputaran Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan, Â khususnya lagi di wilayah hutan yang berbatasan langsung dengan wilayah Sabah yang sama-sama menjadi habitat alami gajah, jumlah populasinya berada diantara 20-80 individu saja. Sangat mengkhawatirkan bukan! Maksimal hanya tinggal 80 ekor saja lo!?
Karena itulah, setiap langkah kecil kita merawat hutan, mulai dari reboisasi hingga edukasi masyarakat sebagai bagian dari rumusan strategi konservasi yang efektif akan berdampak besar bagi masa depan satwa kharismatik Indonesia, salah satu bukti keragaman biodiversitas nusantara ini.Â
Salah satu opsi aktual dalam upaya konservasi Gajah kerdil Kalimantan, Â guna mengatasi ancaman sekaligus membantu kawanan gajah kerdil kembali menemukan "rumah" yang relatif lebih aman adalah pemanfaatan kecerdasan dan kecanggihan teknologi tepat guna.
Berikut beberapa diantaranya :Â
- Penggunaan pelacak berbasis GPS berupa kalung gajah untuk memantau pergerakan gajah. Data-data aktualnya sangat bermanfaat untuk memetakan jalur migrasi, sekaligus mengidentifikasi area konflik potensial, sehingga koridor ekologi dapat dirancang dengan lebih baik.
- Pemanfaatan drone untuk memantau berbagai aktivitas ilegal penebangan hutan atau perburuan di kedalaman hutan, memungkinkan range area yang jauh lebih luas, tapi cost-nya jauh lebih rendah dibandingkan patroli darat.
- Penerapan aplikasi komunikasi berbasis komunitas, semisal aplikasi seluler WhatsApp Grup yang bisa dimanfaatkan untuk menyebarkan informasi keberadaan gajah di dekat pemukiman yang memungkinkan respons cepat untuk mencegah konflik lebih dini.
- Pemanfaatan AI alias Kecerdasan Buatan untuk menganalisis data satelit dan memprediksi pola pergerakan gajah berdasarkan perubahan musiman atau aktivitas manusia juga akan sangat membantu perencanaan koridor ekologi yang juga lebih akurat.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!