Mohon tunggu...
kaekaha
kaekaha Mohon Tunggu... Pemotret

Penikmat tradisi kuliner berkuah kaldu khas Nusantara yang juga suka motret. Ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Borneo Pygmy Elephant, "Gajah Kerdil Kalimantan" yang Rentan Tinggal Kenangan!

14 September 2025   21:46 Diperbarui: 14 September 2025   21:46 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Peta Sebaran Gajah Kalimantan di Kalimantan Utara | WWF/Kompas.id

Ternyata, pergerakan ini sangat penting dalam menjaga kebugaran, sekaligus membantu menjaga keanekaragaman hayati ekosistemnya, karena saat menjelajahi hutan, mereka juga menyebarkan biji buah tanaman yang dimakan melalui kotorannya ke area yang luas, sehingga berkontribusi pada regenerasi hutan.

Sayangnya, hutan yang menjadi rumah mereka telah terfragmentasi karena perambahan manusia yang populasinya terus tumbuh dan memerlukan ruang untuk hidup, hingga memicu deforestasi hebat untuk membangun infrastruktur dan memenuhi kebutuhan untuk pertanian, perkebunan, pertambangan dan pemukiman yang mengubah lansekap habitat "raksasa-raksasa mungil" itu.  

4ka0ulau1a-pygmy-pair-cede-prudente-wwf-68c6d23bed641523514d0716.jpg
4ka0ulau1a-pygmy-pair-cede-prudente-wwf-68c6d23bed641523514d0716.jpg

Gajah Kerdil Kalimantan | Cede Prudente/WWF

Belum lagi, belakangan juga semakin marak perburuan liar, perdagangan satwa liar dan juga penjualan organ-organ tubuhnya di pasar gelap yang sudah pasti akan semakin memperburuk situasi.  

Dampaknya nyata! Kawanan Gajah yang kehilangan koridor ekologi dan juga habitat alaminya yang terdegradasi, tidak lagi leluasa bermigrasi di sepanjang rute tradisional yang sudah ada sejak kakek buyut mereka, ribuan tahun silam dan otomatis subpopulasi-nya juga tidak lagi bisa berkembang biak dengan baik untuk mempertahankan keragaman genetik hingga tidak menutup kemungkinan berakhir dengan kepunahan. 

Gajah-gajah yang kehilangan "rumah" termasuk sumber pakannya itu, tidak jarang akhirnya harus terbunuh mengenaskan akibat berkonflik dengan manusia (human-elephant conflict), setelah mereka dianggap "hama" karena merusak ladang warga yang sebelumnya memang jalur migrasi tradisionalnya.

Di Kalimantan Utara, misalnya, laporan dari organisasi konservasi seperti WWF Indonesia menunjukkan bahwa konflik ini semakin meningkat seiring berkurangnya koridor ekologi yang menghubungkan habitat gajah, juga kurangnya solusi efektif sebagai sistem mitigasi konflik dan sayangnya, masih diperparah dengan penegakan hukum di kawasan lindung yang sering kali masih lemah dan semua itu mebutuhkan solusi yang inovatif dan kolaboratif!



Menariknya, sebuah LSM lingkungan dari Negeri Paman Sam, Global Conservation,  menyebut Gajah Kerdil Kalimantan ini merupakan subspesies gajah yang paling sedikit dipelajari di dunia. Bahkan sampai hari ini, para ilmuwan masih tidak banyak mengetahui perilaku kawin dan reproduksi herbivora pemangsa beragam tumbuhan, termasuk rumput, dedaunan, kulit kayu, dan buah-buahan ini. 

Wajar jika kemudian, publikasi ilmiah, bahkan sampai berita kehidupan satwa yang sejak 1986 sudah digolongkan dalam status Kritis oleh IUCN dan digolongkan dalam Appendix I CITES atau satwa yang tidak diperbolehkan diperdagangkan termasuk organ-organ tubuhnya ini sangat minim.

Sepertinya inilah salah satu alasan paling mendasar, kenapa spesies gajah yang awalnya diyakini sebagai kawanan yang dihadiahkan kepada Sultan Sulu pada abad ke-17, hingga "dikoreksi" WWF sebagai genetik berbeda dan terpisah dari subspesies gajah Asia lainnya itu, menjadi  kurang begitu populer. Hingga relatif kurang dikenal, bahkan oleh penduduk Pulau Kalimantan Sendiri loh!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun