Hanya saja, mungkin karena keduanya lebih identik sebagai menu untuk sarapan, maka pagi hari merupakan waktu yang paling pas untuk berburu dua kuliner murah tapi nggak murahan ini.Â
Sudah siap untuk berburu kawan?
Tapi untuk kali ini, sepertinya kita akan "berburu" Mie Habang (Kuah Sop) dulu aja ya, biar lebih gayeng menikmatinya! Sedangkan untuk Bubur Sop khas Banjarnya, Insha Allah akan saya tuliskan di artikel terpisah, biar detail ensiklopediknya juga lebih tertata baik dan memorable, hingga selalu evergreen.
Pertama kali menginjakkan kaki di Kota Banjarmasin lebih dua dekade silam, saya begitu tergoda dengan kuliner mie berwarna merah menyala "endemik" Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! yang lazim dijual di warung-warung bakso dan mie ayam, juga di kedai-kedai masakan Banjar yang tersebar di segala penjuru kota dengan sebutan mie yamin.
Tapi mie yamin merah menyala khas Banjar ini jelas beda dengan mie yamin dari Pulau Jawa yang kita kenal dengan citarasanya yang cenderung manis, meskipun sekarang sudah bertransformasi dengan adanya pilihan citarasa yang bisa di request sesuai dengan selera, seperti mie yamin Bandung.Â
Selain mie warna merahnya yang unik, perbedaan mie yamin khas Banjar ini ada pada kuahnya yang menggunakan kuah sop  khas Banjar yang macam rempahnya saja mencapai puluhan jenis, kalau ingin tahu detailnya silakan baca di artikel Eksistensi "Sambal Banjar" Sarat Rempah di Antara Serbuan Bumbu Instan Pabrikan.Â
Belakangan mie yamin khas Banjar juga terus bertransformasi, tidak hanya pada racikan bumbu dan isian topping mienya saja yang semakin variatif, tapi juga pergeseran nama, bahkan keidentikan dengan penjualnya. Sebutan mie yamin, sekarang lebih identik dengan mie merah dengan ukuran lebih besar (mirip mie untuk bakmie di Pulau Jawa) dengan bumbu khusus yang disiram kuah mie ayam-bakso dan dijual di warung bakso-mie ayam, sedangkan mie merah dengan kuah sop yang sekarang "bergeser" dijual di kedai-kedai masakan Banjar bukan lagi populer sebagai mie yamin, tapi lebih dikenal sebagai "mie habang", sebuah frasa dalam bahasa Banjar yang artinya mie merah.Â
Naaah, biar semakin nyamleng menikmatinya! Detail tentang sedapnya kuliner mie yamin khas Banjar yang biasa disajikan selayaknya mie ayam dan pastinya jauh berbeda dengan olahan mie yamin di luar sana, juga kolaborasinya dengan bakso hingga melahirkan kuliner baru bertitel bakso yamin yang juga khas Kota 1000 Sungai, Insha Allah akan saya kupas tuntas di artikel terpisah aja ya, kan kita mau menikmati mie habang, sayang!
Kuliner mie merah khas Banjar yang dijual di kedai atau warung-warung  masakan Banjar yang sekarang lebih populer dengan sebutan mie habang ini, biasanya bentuk mienya bukan bulat gilig seperti biasanya bentuk mie, tapi berbentuk kotak, dengan ukuran diameter diagonal yang lebih kecil.