Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Kisah Abu Dujana dan Pohon Kurma yang Bisa Bergeser Sendiri

8 Mei 2021   13:44 Diperbarui: 8 Mei 2021   13:46 2940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pohon kurma | Shutterstock @Zyankarlo 

Rasulullah SAW mempunyai sahabat dari kabilah Khazraj yang sangat taat pada Allah SWT dan juga rasul-Nya, meskipun dihimpit oleh kemiskinan akut yang menyusahkan, sekaligus menyesakkan dada. Dialah Abu Dujana Simak bin Kharasha  atau lebih dikenal sebagai Abu Dujana atau Abu Dujanah, veteran perang Uhud yang akhirnya mendapatkan syahid-nya di perang Yamamah tahun 632 saat memerangi nabi palsu Musailamah al-Khazab .

Dalam sebuah kisah disebutkan, demi mendengar kisah ketaatan Abu Dujanah Simak bin Kharasha dan keluarganya kepada Allah SWT yang begitu tulus ditengah-tengah dera kemiskinan, terlebih siksaan rasa lapar yang mendera keluarganya, Rasulullah-pun pernah menangis sedih dibuatnya. 

Baca Juga :  Kisah Kurma Busuk Aburrahman bin Auf dan Kegagalannya Memiskinkan Diri

Dalam sebuah kesempatan, Rasulullah SAW menegur sahabat Abu Dujana yang setelah diperhatikan, tidak penah terlihat berdoa, meminta kepada Allah SWT, karena selalu datang ke masjid untuk shalat berjamaah dengan Rasulullah, setiap iqamah mulai berkumandang dan selalu langsung pulang setelah mengucap salam, padahal Rasulullah SAW mengetahui betul keadaan rumah tangga Abu Dujana yag sedang diuji oleh Allah SWT.

"Wahai, Abu Dujana sahabatku, apakah engkau sama sekali tidak mempunyai permintaan kepada Allah SWT ? Hingga kamu, sama sekali tidak pernah terlihat berdoa sebelum dan sesudah shalat? Kenapa kamu, seperti sangat terburu-buru untuk pulang?" Tanya Rasulullah kepada Abu Dujana.

"Maaf Ya Rasulullah, ijinkan saya menjelaskannya", Abu Dujana berusaha menjelaskan kepada Rasulullah.

"Terangkan sejelas-sejelasnya, wahai Abu Dujana!" Jawab Rasulullah.

"Ya Rasulullah, rumah kami berdampingan dengan rumah seorang kaya raya yang di tanahnya banyak tumbuh pohon kurma yang subur hingga batang pohonnya tinggi menjulang. Masalahnya, setiap malam hari ketika angin kencang bertiup, kurma-kurma masak dari pohon tersebut berjatuhan ke tanah dan rumah kami",  Abu Dujana menceritakan detail masalah yang dihadapinya kepa Rasulullah.

Baca Juga :  Kisah "Baliman" yang Menghilang, Setelah Kojima Datang!

"Ya Rasulullah, kami keluarga yang tak berpunya. Anak-anak kami sering kelaparan, karena kurang makan. Ketika mereka bangun tidur, apa pun makanan yang mereka dapat, pasti akan dimakannya. Karena itulah, setiap selesai salat Subuh, saya selalu langsung pulang demi menjaga anak-anak, agar tidak memakan buah kurma milik tetangga yang sebelumnya telah kami kumpulkan untuk kemudian kami serahkan kepada pemiliknya." 

"Ya Rasulullah, suatu hari saya pernah terlambat pulang ke rumah setelah shalat Subuh berjamaah di masjid. Ternyata, anak-anak sudah terbangun dan menemukan kurma tetangga yang telah kami kumpulkan tersebut. Karena belum berakal, mereka langsung memakan kurma-kurma tersebut sampai habis.

"Ya Rasulullah, saya tidak bisa membayangkan seperti apa siksaan Allah SWT karenanya, terlebih untuk saya orang tua pengampu mereka!? Karenanya, ketika melihat itu, saya langsung berusaha mengeluarkan kurma-kurma tersebut dari perut anak-anak saya dengan memasukkan jari-jari tangan saya ke dalam mulut anak-anak itu, sampai mereka muntah dan mengeluarjkan semua kurma yang telah dimakannya," 

"Ya Rasulullah, dari air matanya saya tahu mereka sedang lapar, tapi saya lebih tidak rela membiarkan ada barang haram di perut mereka yang kelak justeru menjadi asbab siksaan yang sangat pedih. Selama saya masih ada, saya akan keluarkan dan kembalikan kurma haram dalam perut mereka bersama kurma-kurma yang lain kepada pemiliknya'." Sambil berurai air mata dari keteguhan hatinya, Abu Dujana menceritakan semua yang terjadi dalam keluarganya.

Baca Juga :  Kisah Jail Nu'aiman, "Ngeprank" Para Sahabat dan Juga Rasulullah SAW

Demi mendengar pengakuan Abu Dujana, seketika mata Rasulullah berkaca-kaca, hingga akhirnya butiran-butiran airnya berderai begitu deras membasahi pipi beliau.

Sejak itu, Rasulullah SAW meminta sahabat yang lain mencari tahu siapa pemilik pohon kurma yang diceritakan oleh Abu Dujana tersebut, sekaligus mengundangnya ke rumah. 

Awalnya, Rasulullah menawarkan kepada si-fulan pemilik pohon kurma tersebut dengan imbalan surga dengan beragam pernak-perniknya senila 10 kali lipat dari harga normal pohon kurma tersebut, jika dia mau mengikhlaskan pohon kurmanya untuk Abu Dujana.  Tapi si-fulan dengan tegas menolak tawaran Rasulullah dan mengatakan, hanya akan menjualnya dengan bayaran uang tunai. 

Mendengar permintaan si-fulan, sahabat Abu Bakar yang baru saja datang, langsung membayar tunai permintaan si-fulan untuk harga pohon kurma tersebut. Abu bakar benar-benar membayar pohon kurma itu 10 kali lipat dari harga normalnya.

Si-fulan begitu kegirangan mendapatkan uang tunai 10 kali lipat lebih mahal dari Abu Bakar. Sambil menyerahkan secara simbolik pohon kurma kepada Abu Bakar yang selanjutya menyerahkannya kembali kepada Abu Dujana, dalam hati si-fulan berkata, "Hari ini aku mendapatkan untung banyak. Dengan uang ini aku bisa membeli sepuluh pohon kurma lagi yang jauh lebih bagus. Selain itu, pohon kurma yang kujual tetap tidak akan kemana-mana, masih tetap di berdiri di tanah milikku. Artinya, aku tetap bisa mengusainya! 

Baca Juga :  Saatnya Memunculkan Kategori "Article of The Year" di Kompasianival 2021

Setelah akad jual beli selesai dan si-fulan pulan ke rumah, Rasulullah SAW berseru kepada Abu Bakar, "Hai Abu Bakar, aku yang menanggung gantinya untukmu." Mendengar seruan Rasulullah, Abu Bakar dan Abu Dujana sama-sama bergembira, hingga langsung mengucap syukur kepada Allah SWT.

Malam harinya, si-fulan yang merasa untung banyak, memilih tidur lebih cepat dari biasanya, karena nanti malam harus bangun lebih cepat dari tetangganya, Abu Dujana, agar dia bisa memanen buah kurma dari pohon yang dijualnya ke Abu Bakar lebih dulu dari siapapun.

Benar saja, ketika hari masih gelap gulita si-fulan sudah siap untuk memanen buah kurma, tapi betapa terkejutnya si-fulan ketika sudah berada di kebun miliknya, karena pohon kurma yang akan dipetik buahnya seperti lenyap ditelan bumi tanpa meninggalkan bekas sama sekali. Anehnya, di ditanah yang seharusnya berdiri pohon kurma itu, sama sekali tidak terlihat pernah tumbuh pohon kurma apalagi berbatang besar seperti yang kemarin siang dijualnya ke Abu Bakar.

Si-fulan semakin bingung, ketika dia melihat ada pohon kurma besar dengan buah lebat dan masak, bahkan sebagian diantaranya berjatuhan di tanah, layaknya pohon kurma yang telah tumbuh puluhan tahun di tanah milik Abu Dujana. Padahal sebelumnya tidak ada satupun pohon kurma tumbuh disitu.

"Bagaimana mungkin pohon kurma milikku bisa menyeberang ke pekarangan Abu Dujana!?" Gumam si-fulan sambil mukanya bersungut-sungut, karena gagal total mendapatkan buah kurma yang telah diincarnya.

Semoga Bermanfaat!

Salam dari Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas!

Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN
Kompasianer Banua Kalimantan Selatan | KOMBATAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun