Mohon tunggu...
Kartika E.H.
Kartika E.H. Mohon Tunggu... Wiraswasta - 2020 Best in Citizen Journalism

... penikmat budaya nusantara, buku cerita, kopi nashittel (panas pahit kentel) serta kuliner berkuah kaldu ... ingin sekali keliling Indonesia! Email : kaekaha.4277@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

Serasa Deja Vu, Pandemi Mempertemukanku Lagi dengan Seni Kliping

26 November 2020   22:56 Diperbarui: 28 November 2020   08:34 720
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memotong Materi Kliping dari Lembaran Koran | @kaekaha

Sedangkan untuk berita online, siapa yang akan menjamin ketersediannya pasti dan selalu ada!? Kalaupun ada, siapa yang menjamin eksistensinya sampai waktu yang tidak tertentu, ketika kita memerlukannya?

Karena kemungkinan untuk dihapus atau unpublish oleh situs penyedia sangat besar, mungkin karena sudah dianggap tidak relevan dan hanya memenuhi kapasitas data ruang server atau mungkin karena sebab-sebab yang lainnya. Kalau pun toh tetap ingin kliping digital, bisa juga tuh mengkliping koran e-paper.

Itulah sebabnya, di masa pandemi Covid-19 yang mengharuskan kita lebih banyak beraktviitas dari rumah, apalagi ketika Kota 1000 sungai, Banjarmasin nan Bungas sampai beberapa jilid memberlakukan PSBB.

Saya dengan dibantu oleh anak-anak, lebih memilih menyelamatkan tumpukan "dokumen sejarah" tersebut daripada melegonya ke tukang loak langganan isteri saya, ketika kebutuhan ruang di rumah semakin aktual seiring semakin besarnya anak-anak.

Kliping Cerita Rakyat Banjar Si Palui Terbitan Sejak Awal Tahun 2000-an | @kaekaha
Kliping Cerita Rakyat Banjar Si Palui Terbitan Sejak Awal Tahun 2000-an | @kaekaha
Seni Kliping Koran

Mengkliping koran atau saya lebih suka menyebut sebagai seni mengkliping koran, karena bagi saya mengkliping koran layaknya proses berkesenian yang memerlukan sentuhan emosi dan estetika untuk bisa membangun karakter dan juga identitas pada hasil atau output karya kliping.

Adanya faktor emosi dan estetika yang bersifat personal pada karya kluping inilah yang membedakannya dengan berita online, sekaligus menjadi salah satu yang membuat saya masih tetap telaten untuk mengkliping artikel dari koran sampai saat ini!

Entah melalui desain layout-nya, rasa bahan medianya, mungkin teknik pemotongan obyek kliping-nya atau bahkan teknik melipat obyek kliping ketika obyek kliping jauh lebih besar dari medianya yang biasanya kertas HVS ukuran kwarto atau folio, sehingga karya kliping kelak tidak hanya sekadar menjadi sumber informasi (sejarah) saja, tapi bisa lebih luas lagi menjadi referensi bermanfaat untuk lintas materi yang sangat menarik.

Saya mengenal seni kliping relatif berbarengan dengan momentum saya menemukan keseksian koran! Alhamdulillah saya ingat betul momen tersebut, yaitu kelas 4 (empat) SD saat diminta untuk membuat kliping oleh ibu guru, dengan tema gambar-gambar olahraga. 

Saya masih ingat, saat itu kiliping saya didominasi oleh pose garangnya si leher beton Mike Tyson, Martina Navaratilova, si Jelita Stefi Graff dan kompatriotnya sesama Jerman Boris Becker, Diego Maradona, Michel Platini, Rully Nere, Herry Kiswanto, Ellyas Pical, Icuk Sugiarto dll.

Saat itu, harga kertas HVS untuk menempel guntingan "klip" itu seharga Rp 100,- / 6 lembarnya. Hayo kira-kira tahun berapa ya? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun