Presiden Joko Widodo akhirnya memutuskan Banua Etam, Kalimantan Timur terkhusus daerah Panajam, Paser Utara dan sebagian Samboja, Kutai Kartanegara sebagai Ibu Kota negara yang baru menggantikan Kota Jakarta.
Artinya, dua Propinsi yang juga digadang-gadang menjadi kandidat kuat untuk menjadi pengganti Jakarta, Kalimantan Tengah dengan Kota Palangkaraya-nya serta Kalimantan Selatan dengan Kotabaru dan Batulicin-nya harus mengubur dalam-dalam mimpinya menjadi pusat pemerintahan Indonesia di masa mendatang.
Mau tidak mau, ikhlas tidak ikhlas Kalteng dan Kalsel harus Legowo dan berjiwa besar dalam menyikapi pilihan pemerintah tersebut. Bagaimana Urang Banjar!?
Baca Juga : Romantika Seputar Vermaak Wajah "Pasar Kindai Limpuar" Gambut
Masyarakat Kalimantan Selatan alias Urang Banjar dari awal wacana pemindahan ibu kota sampai muncul wacana menjadi kandidat kuat calon ibu kota melalui Batulicin dan Kotabaru, bahkan sampai Presiden Jokowi mengumumkan Kalimantan Timur dengan Panajam dan Samboja-nya terpilih menjadi Ibu Kota negara, semuanya biasa-biasa saja, tenang-tenang saja! Urang Banjar tetap Legowo menerima semuanya, tidak ada tindakan apapun apalagi yang menunjukkan “agresivitas” layaknya kandidat calon kuat ibu kota negara!
Tahu sebabnya, kenapa Urang Banjar begitu legowo?
Urang Banjar itu paling tahu dengan situasi dan kondisi kampung halamannya sendiri dan ternyata, pilihan mereka untuk bersikap pasif terhadap semua kehebohan terkait pemindahan ibu kota itu lebih karena realitas alias fakta di lapangan. Urang Banjar lebih memilih untuk realistis!
Bagaimana tidak realistis, entah karena super kreatif atau karena penduduknya memang “terlalu padat”, sehingga fakta dilapangan menunjukkan ragam tempat hunian Urang Banjar banyak yang luar biasa alias tidak biasa bagi orang kebanyakan.
Sayangnya, kemunculan sisi kreatif pada Urang Banjar dalam hal memilih lokasi tempat tinggal ini, sepertinya justeru menjadi penyebab utama kegagalan Kalimantan Selatan menjadi ibu kota negara! Karena, Presiden Jokowi dan tim Bappenas sepertinya “geregetan” atau jangan-jangan malah “geli” melihat kreativitas Urang Banjar yang satu ini.
Ini buktinya!
Di Kota Banjarmasin, banyak penduduknya yang tinggal di Kertak Hanyar dan juga di Kertak Baru yang dalam bahasa Indonesia artinya sama-sama jalan baru, ini masih belum seberapa! Ada lagi Urang Banjar yang lebih nekat dan lebih ekstrim, karena merek tinggalnya di Simpang Empat lho! Waduuuuh, Ini mah sakti, harus ketemu truk, bis, angkot dan kendaraan darat lainnya dong!?
Khusus untuk yang jago berenang ada juga tempat tinggal spesial di Kalimantan Selatan yaitu di Rawasari, Sungai Bilu atau Sungai Tabuk alias sungai buatan hasil tabukan atau penggalian dan kampung sungai-sungai yang lain. Malah di Banjarbaru, semua Guntung (danau) habis didiami manusia. Sebut saja Guntung Manggis, Guntung Lua, Guntung Papuyu dll.