Game online telah menjadi fenomena global, terutama di kalangan remaja dan dewasa muda. Dalam konteks kesehatan mental, peran game online sering kali menjadi perdebatan. Sebagian ahli melihatnya sebagai sarana relaksasi dan interaksi sosial, sementara sebagian lain menilai penggunaannya yang berlebihan dapat memicu atau memperburuk gangguan psikologis. Artikel ini membahas hubungan antara game online dan kesehatan mental berdasarkan penelitian ilmiah terkini.
Manfaat Game Online bagi Kesehatan Mental
Bertentangan dengan stereotip negatif, beberapa penelitian menunjukkan bahwa game online juga dapat memberikan dampak positif pada kesehatan mental:
-
Reduksi Stres dan Kecemasan
Menurut Ferguson dan Rueda (2010), bermain game dapat membantu individu mengurangi stres, terutama jika dilakukan secara moderat. Game bertipe casual atau strategi ringan sering digunakan sebagai bentuk relaksasi aktif. Peningkatan Mood dan Rasa Senang
Granic et al. (2014) menemukan bahwa beberapa jenis game dapat meningkatkan suasana hati dan menstimulasi produksi dopamin---neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang.Meningkatkan Koneksi Sosial
Game online multiplayer memungkinkan pemain membentuk hubungan sosial virtual. Dalam studi yang dilakukan oleh Kowert & Oldmeadow (2015), ditemukan bahwa pemain game sering membentuk komunitas yang mendukung secara emosional.
Risiko Game Online terhadap Kesehatan Mental
Di sisi lain, berbagai studi juga menunjukkan bahwa penggunaan game secara berlebihan dapat berdampak buruk terhadap kondisi psikologis:
Kecanduan Game (Gaming Disorder)
WHO secara resmi memasukkan "gaming disorder" ke dalam klasifikasi gangguan mental (ICD-11, 2018). Gangguan ini ditandai dengan kehilangan kontrol bermain, prioritas yang bergeser, serta berlanjutnya bermain meskipun berdampak negatif.Gangguan Tidur dan Mood
Menurut studi dari Lemola et al. (2011), bermain game hingga larut malam dapat menyebabkan gangguan tidur, yang berkontribusi pada gangguan suasana hati seperti depresi atau mudah marah.Isolasi Sosial dan Penurunan Empati
Penelitian oleh Gentile et al. (2011) menunjukkan bahwa pemain game yang menghabiskan lebih dari 20 jam per minggu cenderung mengalami penurunan empati dan keterampilan sosial, terutama jika bermain sendirian atau dalam game yang bersifat agresif.