Mohon tunggu...
Christian Novendy Agave
Christian Novendy Agave Mohon Tunggu... Penulis - Penyuka Rempah

Menelaah Sejarah, Budaya, dan Sosial Masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Don't Look Up (2021): Satire Sains dan Politik

11 Januari 2022   20:05 Diperbarui: 29 Maret 2022   13:38 1327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejatinya film ini merupakan kritikan dan dramatisir yang kekinian mengenai situasi masa-masa krisis penyelamatan bumi dari ancaman kemusnahan populasi dan eksistensinya.

Film ini merupakan produksi dan ditayangkan oleh Netflix pada 24 Desember 2021. Dibintangi oleh para pemain film kelas atas Hollywood yang sudah tidak asing namanya. 

Ada Leonardo DiCaprio, Jennifer Lawrence, Meryl Streep, Cate Blanchett, Rob Morgan, Timothée Chalamet, dan masih banyak aktor-aktris lainnya. Penyanyi Ariana Grande dan DJ Chello juga mengambil peran dalam film ini. Adam McKay menjadi direktur dan screenplay film tersebut. Sementara Writer Film diampuh oleh David Sirota.

Sumber: www.rbcasting.com
Sumber: www.rbcasting.com

Lalu apa yang menjadi daya tarik dari film ini? Semoga anda sudah menonton film tersebut karena berikut ini penulis mereview film atau dengan kata lain sebuah spoiler film-nya.


Satire Duet Sains-Politik

Sumber: d1softballnews.com
Sumber: d1softballnews.com

Penemuan komet oleh seorang mahasiswi calon PhD, Kate Dibiasky (Jennifer Lawrence) segera ditelusuri bersama Dr. Randall Mindy (Leonardo DiCaprio). Hasil riset mereka menunjukkan bahwa lintasan komet itu mengarah ke Samudera Pasifik. Komet tersebut ukurannya sepanjang 6-12 km dan berpotensi untuk memusnahkan kehidupan di bumi. 

Lalu mereka segera mengontak lembaga antariksa yang terkenal yakni NASA yang diwakili oleh Dr. Teddy Oglethorpe (Rob Morgan). Bersama dengan Dr. Teddy, mereka membawa hasil penemuan mereka menuju Gedung Putih. Mereka sudah menunggu selama seharian dan sialnya kena tipu dari seorang Jenderal yang mengenakan biaya snack padahal sudah jelas gratis.

Inilah yang dinamakan manipulasi dari ketimpangan status sehingga masyarakat awam - bahkan tim ilmuwan mudah tunduk pada setiap aturan lisan dari kalangan orang berpengaruh di pemerintahan. 

Mereka akhirnya dapat berjumpa dengan Presiden bersama para stafnya. Riset tersebut pada awalnya diragukan pemerintah Amerika Serikat yang sedang disibukkan dengan konstelasi politik menjelang pemilihan umum presiden. Masalah yang kontemporer, bukan?

Respon dari Gedung Putih cenderung bersikap "tenang dan tunggu saja". Sekalipun komet yang akan jatuh ke bumi tersebut persentasenya tinggi 99%. 

Presiden Orlean (Meryl Streeps) dan Kepala Staf Presiden, John Orlean (Jonah Hill) malah sibuk "berakting cantik" dan "candaan remeh-temeh" ketimbang menentukan arah dan tindakan yang konkret. Mereka juga menyebutkan seringkali menyambut kedatangan dari pemerhati lingkungan dan kesehatan masyarakat yang sekadar basa-basi atau formalitas.

Kekesalan Dr. Randall dan Kate membawa pada suatu keyakinan untuk memberitahukan ini kepada publik. Suatu kebetulan bahwa temannya Kate, Phillip memiliki koneksi dengan suatu acara stasiun tv yang memang dinikmati oleh berbagai kalangan di AS. 

Di sinilah pemicunya. Acara talkshow ini mengandung unsur entertainment sehingga memang mengabaikan situasi yang genting dan menganggap sebagai sesuatu lelucon. Brie Evantee (Cate Blanchett) dan Jack Bremmer (Tyler Perry sebagai presenter The Daily Rip.

Sumber: movierecipe.infoversant.com
Sumber: movierecipe.infoversant.com

Ditambah dengan kedua tokoh utama ini mempunyai kekurangan dalam "public speaking" sehingga penyampaian informasinya dikendalikan dengan emosi dan kepanikan. 

Dr. Randall yang demam panggung dan Kate yang temperamental mendapatkan respon dari penonton dengan dijadikan suatu meme (dibaca mim) dan video-video potong yang berseliweran di media sosial. Sialnya mereka malah ditangkap polisi karena dianggap membocorkan rahasia negara.

Presiden akhirnya mengakui bahwa sudah mendapat hasil penemuan mereka terbukti jelas. Dikatakan sudah diriset bersama dengan para ilmuwan dan akademisi terkemuka di seluruh dunia. Tetapi Kate menyindir bahwa alasan itu sebenarnya bualan saja. 

Berkaca dari pemberitaan bahwa pencalonan hakim MA yang diajukan Presiden sedang tersandung kasus dan elekbilitasnya sedang menurun karena kompetisi politik pemilu yang sengit dan tidak sehat. Kate juga dengan lantang tidak mau memilihnya sebagai calon presiden periode berikutnya.

Presiden Orleans tidak memusingkan hal itu dan segera menyusun strategi untuk menghalau komet itu tidak jatuh ke bumi. Hal itu menjadi daya tarik tersendiri dari film Don't Look Up (2021). Presiden AS yang tengah berkompetisi di pemilu, memanfaatkan kondisi genting ini yang dapat meningkatkan popularitasnya dan pundi-pundi suara rakyat. 

Ditambah dengan kekuatan militer dari negeri adidaya yang tak diragukan sehingga melicinkan karier politiknya dalam pemilu. Duet Sains dan Politik yang satir ini menjadi keunikan dari film ini.

Kekacauan

Part ini merupakan keseluruhan klimaks cerita. Walaupun Pemerintah AS sudah menyusun strategi militer angkasanya, namun semuanya tiba-tiba menjadi alur yang bercabang. Di tengah peluncuran pahlawan angkasawan Amerika dengan roket dan rudalnya, namun mendadak kembali ke bumi alias membatalkan misinya. Apa penyebabnya?

Ini ditenggarai karena kepentingan ekonomi. Pemilik industri teknologi raksasa dan sedang naik daun, Peter Isherwell (Mark Rylance) memiliki ide ekonomi yang profitable (membawa keuntungan). Peter menggagas rencananya untuk mengeruk material dari komet tersebut sebelum dihancurkan. 

Material dari komet ini dapat menyelamatkan dunia industri terlebih gadget dan elektronika lainnya. Dengan perusahaannya, Bash, Peter dapat menikmati keuntungan dalam mengembangkan usahanya. 

Peter menggunakan alasan lain untuk menutupi kepentingan pribadinya, yakni untuk memperkuat AS sebagai negeri superpower dan pemasok material industri teknologi terbesar di dunia (dalam menyaingi pertambangan dan teknologi Tiongkok).

Sumber: www.ommercato.com
Sumber: www.ommercato.com

Masalah yang kontemporer lagi, bukan? 

Kebijakan dualisme Pemerintahan AS yang mencoba menjadi pahlawan penyelamatan bumi dan menjadi produsen utama dalam industri teknologi. Reaksi negara-negara sekutu tentu mengecamnya walau pemerintah AS masa bodoh. 

Kerakusan para pemilik modal dan perusahaan raksasa ditambah dengan yang menjalankan roda pemerintahan yang dibutakan dengan uang dan melupakan keselamatan hajat hidup orang banyak. Kapitalisme sudah mendarah daging.

Dr. Randall yang terkejut ditunjuk sebagai Kepala Penelitian Negara juga mempertanyakan jaminan mengenai kecanggihan alat mengeruk komet dan penelitiannya. 

Namun sayang sekali tidak mendapatkan jawaban pasti dan malah dikecam dengan kematiannya yang sudah diprediksi oleh algoritma dan kalkulasi Bash. Kematiannya sudah diperhitungkan dengan peluang-peluang dan rumusan yang tentunya tidak dapat dipastikan kebenarannya.

Kate dan Dr. Teddy tidak menyetujui Dr. Randall mengambil posisi tersebut. Mereka meminta Dr. Randall untuk lebih berpihak kepada masyarakat dan sampaikan segera ke media. Namun sayangnya dalam desakan tersebut, temperamental Kate kumat lagi sehingga orang lain yang berada di sekitar mereka meminta konfirmasi apa yang sebenarnya terjadi. 

Kate dengan amarahnya mengatakan bahwa pemerintah menghentikan penyelamatan bumi karena ingin meraup material komet demi keuntungan mereka. Akhirnya timbullah gejolak penjarahaan dan amukan massa di tengah kota yang sudah larut malam.

Perpisahan antara Dr. Randall dengan Kate dan Dr. Teddy menunjukkan kekacauan hubungan. Sementara di AS secara gamblang kekacauan terjadi begitu saja. Dr. Randall pun kedapatan berselingkuh dengan Brie Evantee di suatu apartement oleh istrinya. Sungguh mengecewakan hati istrinya dan dilemparkannya obat-obat yang selama ini dikonsumsi suaminya saat cemas berlebihan.

Penggambaran tokoh-tokoh dalam film ini identik dengan tingkah laku masyarakat modern saat ini. Contohnya ketenaran Dr.Randall membuatnya jatuh dalam jurang perselingkuhan dan diam menuruti penguasa dan pengusaha. 

Kekacauan selanjutnya bergejolak setelah komet telah menunjukkan dirinya dalam satu titik yang berekor cantik. Mengerikan namun menawan. Inilah juga yang memperat kembali hubungan Dr. Randall, Kate dan Dr. Teddy. Mereka merekam dan membagikannya di sosial media sehingga menjadi bukti nyata komet itu ada dan menuju ke bumi. Muncullah tagar Just Look Up. Ini menarik perhatian masyarakat dunia. 

Namun kampanye pilpres Orlean menggaungkan tagar tandingan Don't Look Up. Demi menarik suara rakyat AS, maka terbagilah kubu-kubu di masyarakat. Kampanye yang digaungkan Orlean berpihak pada dirinya dan pengusaha. Sementara kampanya Dr. Randall dan Kate mengajak masyarakat untuk berpihak pada ilmuwan. 

Banyak kegaduhan di sosial media dan praktiknya di dunia nyata. Plot cerita ini menarik karena bersentuhan dengan realita masyarakat dunia terlebih di AS.

Akhir dari Planet Bumi

Siapakah yang memenangkan pertarungan ini? Kekuatan negara adidaya mampu menekan situasi dan mengatur negosiasinya. Negara-negara sekutu yang awalnya mendukung kelompok Dr. Randall, dengan terpaksa berbalik arah. AS mengancam negara-negara sekutu dengan tidak mendapatkan jatah atau hak dalam menggunakan material komet tersebut. Sekali lagi, upaya superpower ditunjukkan ke dunia walau bumi diancam dihantam meteor.

Rasa kecewa tersebut menunjukkan kepasrahan nasib. Kepada siapa lagi para ilmuwan ini mendapat jaminan keselamatan bumi jika negaranya tidak memberikannya? Tentunya egoisme, keserakahan, ambisi sembrono dan sikap negatif lainnya membawa kehancuran.

Sumber: newsmonkey.be
Sumber: newsmonkey.be

Dr. Randall memutuskan kembali ke rumah istri dan anak-anaknya. Ia mengajak Kate bersama Yule (Timothée Chalamet), teman Kate saat situasi kekacauan hubungan. Dr. Randall memutuskan untuk saat-saat terakhir bersama dengan keluarga dan rekan seperjuangannya. Mereka mengadakan jamuan makan malam. Dr. Teddy juga turut hadir dengan membawa wine.

Sementara itu Pemerintah AS dan perusahaan Bash meluncurkan roket yang diisi dengan drone-drone canggih. Drone ini berfungsi untuk mengeruk dan meledakkan komet. 

Namun apakah sesuai rencana? Sayangnya tidak. Padahal sudah diperingatkan Dr. Randall sejak awal untuk kepastian dan penelitiannya yang jelas. Tetapi diabaikan dan akibatnya drone-drone itu malah meledak sendiri dan tidak mampu mengubah jalur lintasan komet.

Komet menghancurkan bumi. Tidak ada yang selamat ataupun bertahan setelah 2200-an tahun kemudian. Sekalipun para petinggi AS dan pengusaha Bash menggunakan mesin pengawetan yang melayang-layang di luar angkasa, tetapi kehidupan di Bumi sudah seperti dunia fantasi. Kemudian waktu pengawetan sudah berakhir masanya dan kembali ke Bumi. Namun nyatanya planet ini tidak sama lagi dan malah menjadi penggenapan ajal mereka.

Terimakasih sudah membaca Review Film Don't Look Up (2021).

Silahkan klik profil penulis untuk membaca karya-karya tulis lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun