Kongko di Warkop, saya kira, merupakan cara bagi para kelas pekerja/buruh yang berusaha menghibur diri sebisanya. Mengakali penat, silaturahmi, tukar informasi lantas mencari solusi sambil nyeruput kopi.
Rutinitas ngopi di Warung kopi kini pun semakin hari semakin populer, terlebih lagi untuk meningkatkan tujuan wisata di Belitung Timur, sejak tahun 2009, telah diselenggaran acara minum kopi masal yang dilakukan oleh 15.000 orang. Kegiatan tersebut kemudian mendapatkan penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI). Dengan banyaknya pengunjung/wisatawan yang datang, diharapkan sebagai langkah yang baik untuk melestarikan kebiasaan unik ini, sambil tetap menjaga agar usaha-usaha warung kopi di sana tetap bertahan.

Untuk menghindari cuaca buruk siang hari, saya mulai beranjak menuju destinasi berikutnya. Sangat disayangkan, karena masih ada satu lagi Warkop legendaris di Manggar yang belum sempat saya sambangi, yaitu Warkop Acin. Letak Warkop Acin sangat berdekatan dengan Warkop Anui, keduanya hanya berbeda jam buka. Untuk Warkop Acin, jam buka mulai pukul 15.00 sampai 23.00 WIB.
Barangkali, tradisi ngopi di Warkop dapat hidup dan bertahan bukan hanya tentang rasa. Kebiasaan ini saya kira, dapat hidup dan bertahan karena hadirnya 2 hal, yaitu; Kopi dan percakapan. Sebuah percakapan-percakapan sederhana yang hadir dan mencoba selesai di Meja kopi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI