Mohon tunggu...
IMRON SUPRIYADI
IMRON SUPRIYADI Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis Tinggal di Palembang

Penulis adalah Guru Ngaji di Rumah Tahfidz Rahmat Palembang, dan Penulis Buku "Revolusi Hati untuk Negeri" bekerja sebagai Jurnalis di KabarSumatera.com Palembang. (www.kabarsumatera.com) dan mengelola situs sastra : www.dangausastra.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bu, Jangan Ajari Saya Jadi Koruptor

3 September 2015   08:34 Diperbarui: 3 September 2015   08:39 544
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Ya mau tidak mau, Kahfi mengeluarkan buku Pe-Ernya,” kisah isteri saya.

“Cuma untuk memastikan, atau...?

“Mereka kemudian nyontek rame-rama!” tambahnya.

“Anaknya atau ibunya?” saya ingin memastikan pelaku curang itu.

“Ibunya yang sekolah. Ibu-ibu itu kemudian berkurumun nyontek Pe-Er-ya Kahfi yang sudah seelsai. Anak-anak mereka di samingnya,” isteri saya terlihat kesal dengan perilaku sebagian ibu-ibu itu.

Sesaat saya menghela napas. Ada dada napas yang tertahajn di dada saya. Secara pribadi saya juga tidak menerima dengan perilaku seperti itu. Tapi ...

“Bunda diam saja?” saya ingin tahu sikap isteri saya.

“Bunda sengaja buang pandangan dan keluar dari kelas, seolah-olah tak mengetahui.”

“Apa anak-anak mereka tidak mengerjakan Pe-Er?” tanya saya lagi.

“Bunda juga aneh melihat itu. Kok bisa-bisa-nya seorang Ibu tidak tahu kalau anaknya ada Pe-er dari sekolah,” isteri saya masih kesal.

“Yaaaah, itung-itung bagi ilmu. Biarkan saja, Bun,” jawab saya seolah tanpa beban.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun