Mohon tunggu...
Kafka
Kafka Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama

Jangan Membunuh Momentum Musik dengan Cara Pandang yang Keliru

17 Mei 2018   10:05 Diperbarui: 17 Mei 2018   11:13 1987
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bayangkan, harga vinyl di toko off line seharga 1 jt, ditawarkan di toko on line seharga 450 rb dengan kondisi sama2 masih disegel.

Saya kemudian tertarik mengecek lagi harga rilisan2 fisik band yang lainnya, dan benar seperti dugaan saya, disparitas harga bisa mencapai lebih dari 40% antara harga di off line dan on line. Atas hal ini, saya mempunyai keyakinan, para seller tersebut sudah mengetahui perbedaan tersebut, namun sangat meyakini strategi pricing mereka sangat tepat.

Dengan melihat perbedaan harga yang tinggi, tidak adanya acuan standar diajukan dalam harga rilisan fisik dan semangat perkulakan kelas wahid oleh para seller, maka hal ini akan merusak perkembangan musik itu sendiri. 

Para young listener akan kesulitan mendapatkan referensi musik yang baik. Meskipun saat ini, musik mudah didapatkan dalam format digital, namun para listener musik yang baik, pasti sadar dan memahami sekali bahwa rilisan fisik adalah sebuah keharusan yang harus dimiliki. Rilisan fisik bukan hanya berperan dalam bentuk merchandise, namun merupakan salah satu appresiasi tertnggi kita kepada kerja keras para artis akan karya seni.

Kembali dengan pola bisnis perkulakan rilisan fisik para seller ini, saya tidak tertarik dengan alasan mereka bahwa harga yang ditawarkan sangat tinggi dikarenakan harga modal untuk mendapatkan rilisan fisik tersebut sudah tinggi. 

Menurut saya, alasan tersebut adalah alasan retorik dan tidak dapat dibenarkan, karena sangat merugikan para pembeli dan bisnis seller ini dalam jangka pendek.

Analogi yang harusnya dijawab oleh mereka adalah bagaimana dapat mempertahankan dan meningkatkan trend pembelian rilisan fisik. Jika hanya mengedepankan keuntungan jangka pendek dan impulsif, maka bisnis mereka pastinya akan terganggu.

Disisi lain, mungkin juga sebuah kehormatan bagi artis jika harga rilisan fisik seninya melambung tinggi. Satu hal yang tidak disadari oleh para artis tersebut adalah karya seni mereka akan jauh lebih baik jika dapat diappresiasi lintas generasi.

Rasa bangga mereka akan tingginya harga rilisan fisik mereka pastinya bukan jawaban yang tepat untuk memposisikan kelanggengan karya seni mereka. Karya seni yang langgeng dan lintas generasi, pastinya memberikan pemasukan revenue bagi artis antara lain melalui tawaran tampilan offline.

Appresiasi tertinggi dari karya seni adalah kemampuannya dapat mengilhami lintas generasi. (rollingstone.com)
Appresiasi tertinggi dari karya seni adalah kemampuannya dapat mengilhami lintas generasi. (rollingstone.com)
Karya merekapun harus mampu menjadi bagian referensi pengembangan musik setelahnya, dikaji dan dibunyikan kembali untuk dapat memberikan dampak enlightment.

Jadi jelas, kebanggaan akan harga rilisan fisik oleh artis karena sudah masuk collector item, tidak mampu memberikan dampak yang baik bagi keberlangsungan karya musik tersebut dalam appresiasi pendengar musik lintas generasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun