Mohon tunggu...
Juni Wati Sri Rizki
Juni Wati Sri Rizki Mohon Tunggu... Dosen - Pembina Gerakan MULIA (Muslimah Peduli Alam)

Ibu rumah tangga yang gemar berimajinasi, berdiksi, dan menginspirasi; pencinta seni yang selalu merindukan harmoni dan senantiasa mengharapkan rida Ilahi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merindu Kota yang Nyaman

23 April 2019   18:27 Diperbarui: 23 April 2019   18:34 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Setelah belasan tahun terpaksa kutinggalkan, hari ini aku kembali dengan setumpuk rindu yang tertahan. Rindu pada keceriaan naik sepeda bersama teman-teman. Rindu pada aneka jenis jajanan yang biasa kita nikmati di bawah rindang pepohonan. Juga rindu berkejaran dengan detik dan waktu yang telah mengajariku tentang makna kesungguhan. Semua kenangan itu masih tersimpan  rapi dalam ingatan.

Kutelusuri jalanan yang biasa kita lalui, berharap masih ada jejak yang bisa kutemui. Nihil. Semua telah musnah terganti masa. Tiada sesuatupun yang masih tersisa. Aku harus rela kecewa.

Canda tawa itu telah pergi, berganti caci maki pengendara yang tak sabar ingin saling mendahului. Riuh suara klakson bersahut-sahutan, menambah gaduh suasana jalanan.

Pohon rindang itu entah di mana. Berganti gedung tinggi menjulang ke angkasa. Jangankan berharap akan sejuknya udara. Bisa bernafas lewat jendela kaca saja sudah syukur tak terkira.

Kini, bukan semata-mata kesungguhan yang harus kita perjuangkan, kepekaan. Peka pada keadaan yang tak lagi menjanjikan kenyamanan. Peka pada rasa kemanusiaan yang tergerus oleh keangkuhan zaman. 

Masih ada harapan untuk kembali menata kehidupan. Jangan biarkan kenangan kita musnah tinggal puing-puing berserakan. Mari bersama-sama bangkitkan kesadaran untuk perbaiki kota yang senantiasa kita rindukan. 

JWS. Rizki

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun