Orang tua dan pendidik memegang peranan penting dalam hal ini. Komunikasi terbuka, tanpa menghakimi, akan menciptakan ruang aman bagi remaja untuk bertanya dan belajar. Guru dan sekolah juga sebaiknya mendapatkan pelatihan untuk memberikan pendidikan seks yang tidak biasa dan berbasis ilmiah.
Kesimpulan
Dampak pornografi terhadap pola pikir remaja adalah isu serius yang harus ditanggapi dengan pendekatan yang holistik. Paparan terhadap konten ini dapat menyebabkan distorsi dalam memahami seksualitas, gangguan emosional, serta kesulitan dalam membangun relasi yang sehat. Oleh karena itu, solusi yang paling efektif adalah melalui edukasi seks yang sehat dan menyeluruh, yang melibatkan keluarga, sekolah, serta masyarakat luas.
Kita perlu membangun generasi muda yang memiliki literasi digital dan seksual yang baik, agar mereka dapat memilah informasi, menjaga integritas diri, serta menjalin hubungan yang sehat dan saling menghargai. Dengan demikian, kita tidak hanya melindungi remaja dari dampak negatif pornografi, tetapi juga membekali mereka dengan nilai dan pengetahuan yang akan membentuk masa depan yang lebih baik.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI