Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemberontakan Baby Boomer (1): 1960-an Berawal Isu Hak Sipil

22 September 2025   14:38 Diperbarui: 22 September 2025   14:38 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penegakkan aturan itu dilakukan ketat, hingga terjadi konfrontasi publik di meja-meja tersebut antara otoritas universitas dengan mahasiswa. 

Di antara antara mahasiswa itu terdapat Mario Savio dan Jack Weinberg, yang memenangkan audiensi ketika mereka berbicara membela kebebasan berbicara.  Weinberg adalah aktivis kiri baru, ayahnya pemilik tokoh permata di Buffalo New York.  Ketika menjaid aktivis dia sudah merupakan mahasiswa pasca sarjana Matematika di Universitas California.

Sepanjang malam pada 1 Oktober dan keesokan harinya Weinberg dan Mario Savio memimpin tiga ribu mahasiswa di area universitas.  ditangkap  Weiberg berpidato dari atas mobil polisi yang menyerukan kebebasan berbicara di kampus.  Weinberg juga berpidato di hadapan massa dari atas mobil polisi.  Pada hari itu Weiberg ditangkap polisi.

Pada malam 2 Oktober 1964, sekitar 24 jam kemudian, perwakilan kelompok politik di kampus menandatangani perjanjian dengan pihak administrasi mengenai kebebasan berbicara mahasiswa, yang dijuluki Pakta 2 Oktober.

Para masiswa memberikan reaksi Terinspirasi  dengan duduk di sekitar mobil, serta  menjebaknya penumpangnya di dalamnya  selama 36 jam berikutnya.

Para pembicara naik ke atas mobil polisi untuk berpidato di hadapan kerumunan besar dalam sebuah pertemuan publik permanen. Dakwaan polisi terhadap Weinberg akhirnya dibatalkan, dan ia dibebaskan.

Jerman Barat 1967 Tewasnya Benno Ohnesberg

SDS memusatkan perhatian pada politik anti-imperialis, terutama terhadap kebijakan Amerika di Vietnam dan Timur Tengah. Ketika Wakil Presiden AS Hubert Humphrey (1965-1969) mengunjungi Berlin pada 1967, mereka mengorganisir demonstrasi yang didominasi mahasiswa untuk menentang kehadirannya.  

Pada malam  2 Juni 1967, para pengunjuk rasa di Berlin Barat berdemonstrasi menentang kunjungan kenegaraan Shah Iran ke Jerman Barat. Polisi berpakaian preman menghadiri demonstrasi tersebut dengan tujuan menangkap para pengorganisirnya.  

Demonstraso berubah menjadi perkelahian ketika seorang polisi Jerbar bernama Karl-Heinz Kurras menembak bagian kepala mahasiswa Sastra berusia 26 tahun Benno Ohnesorg hingga meninggal dunia.

Padal 21 November 1967, pengadilan  justri membebaskan Kurras dari tuduhan penembakan yang dianggap sebagai kecelakaan. Namun kematian Ohnesorg justru mending  gerakan mahasiswa dan oposisi ekstra-parlementer meluas dan menjadi radikal. Mahasiswa menuding  fasisme baru sedang menyusul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun