Kebutuhan air bersih di Kota Bandung menjadi salah satu masalah krusial yang dihadapi oleh pemerintah kota saat ini. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, kebutuhan air bersih di Bandung mencapai sekitar 8 juta liter per detik
Gerakan memanen air hujan sudah mendesak dilakukan oleh masyarakat kota Bandung. Di satu sisi kebutuhan air bersih cepat atau lambat akan dihadapi oleh kota berpenduduk lebih dari 2,5 juta jiwa ini, menjadi krisis atau tidak bergantung pada antisipasi sedini mungkin.
Sementara di sisi lain menurut mantan mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kota Bandung Didi Ruswandi gerakan memanen air hujan ini dibutuhkan agar tidak membebani debit air tanah, untuk itu memanen air hujan dibutuhkan sebagai sumur resapan.
Didi Ruswandi juga menyebutkan ada dua macam cara dan kebutuhan memanen hujan, yang pertama untuk bisa digunakansebagai sumur resapan dan yang kedua untuk bisa langsung digunakan oleh masyarakat di musim kemarau untuk berbagai kebutuhan, misalnya menyiram tanaman.
Pada pertengahan Juli 2019 Pemerintah Kota Bandung waktu itu di abawah kepemimpinan Oded M Danial dan wakil Wali Kota Yana Mulyana mencanangkan  gerakan Bandung Memanen Air Hujan, dimulai di Pasir Endah, Ujung Berung dengan metode drumpori. Pada waktu dicanangkan sudah ada 290 drumpori yang dipasang.
Menurut Didi Ruswandi waktu itu drumpori ini menjadi semacam tabungan bagi air saat hujan datang. Caranya beton penutup drum yang ditanam dalam tanah  diberi lubang hingga air masuk ke dalamnya. Sementara di bagian bawah drum juga dilubangi agar air langsung bisa diserap oleh tanah.
Sayangnya kemudian, gerakan ini lebih banyak didorong oleh Pemerinatah Kota Bandung. Gerakan secara mandiri belum banyak. Umumnya mereka mengeluhkan bagaimana melakukan penutupan dan sebagai catatan gerakan drumpori ini diprioritaskan wilayah Bandung Utara yang tanahnya banyak dibeton.
"Saya sendiri juga melakukan memanen air hujan di rumah kawasan Margahayu Bandung di depan rumah dan di halaman, tetapi lebih banyak untuk resapan," ujar Didi Ruswandi ketika saya hubungi, 26 Agustus 2025.
Didi juga pernah mengemukakan Kota Bandung saat ini hanya mempunyai 8.000 sumur resapan. Padahal kebutuhannya 500 ribu sumur resapan untuk mengatasi banjir.Â
"Seharusnya dalam satu Rukun Tetangga dibutuhkan 50 sumur resapan, " kata Didi seperti dikutip dari Detik 23 Mei 2025.