Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kebakaran Hutan Rusak Kualitas Air Sungai, Bahkan Setelah Delapan Tahun

28 Juni 2025   21:25 Diperbarui: 1 Juli 2025   07:45 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasilnya juga mendongkrak biaya pengolahan, kebutuhan akan persediaan alternatif, dan berkurangnya kapasitas waduk. Dampak berantai ini berdurasi panjang hingga bertahun-tahun setelah kebakaran.

"Kebakaran hutan dengan intensitas tinggi dapat menghilangkan vegetasi dan mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air," ujar Ge Sun dalam situs Universitas Carolina Utara  23 Januari 2025. 

Limpasan air membawa sejumlah besar abu, nutrisi, sedimen, logam berat hingga racun ke aliran sungai dan jika dada waduk untuk air minum juga terimbas.

Sun juga menulis sebuah studi pada 2018  di Nature Communications menemukan bahwa kebakaran hutan dapat mengubah jumlah air yang berasal dari hutan hulu dan waktu musiman aliran air.

Perubahan tersebut berpotensi menyebabkan kekurangan air bagi beberapa komunitas karena lebih sedikit air yang tersedia selama periode permintaan tinggi.

Nah, Indonesia kerap terjadi kebakaran hutan, penelitian yang ada lebih berat pada dampak kesehatan, namun belum saya temukan dampaknya pada mata air dan sungai apkaha masih baik-baik saja hingga bertahun-tahun setelah kejadian. Lebih diketahui sebelum terlambat.

Irvan Sjafari

Sumber Foto: preventionweb.net

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun