Mohon tunggu...
irvan sjafari
irvan sjafari Mohon Tunggu... penjelajah

Saat ini bekerja di beberapa majalah dan pernah bekerja di sejumlah media sejak 1994. Berminat pada sejarah lokal, lingkungan hidup, film dan kebudayaan populer.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kebakaran Hutan Rusak Kualitas Air Sungai, Bahkan Setelah Delapan Tahun

28 Juni 2025   21:25 Diperbarui: 1 Juli 2025   07:45 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebakaran hutan dan lahan. Perubahan iklim tingkatkan kemungkinan kebakaran hutan secara global. (Sumber: Shutterstock.com via kompas.com)

Jangan berpikir habis hutan terbakar, apalagi dalam skala besar, kemudian tampaknya pulih setelah bertahun-tahun, masalah lingkungannya selesai.

Lembaga Kerja sama untuk Penelitian Ilmu Lingkungan (CIRES) di Universitas Colorado, Amerika Serikat merilis penelitian anyar setelah melakukan analisis terhadap data besar dari 500 daerah alisan sungai yang dilalui kawasan hutan yang pernah terbakar.

Tim peneliti melakukan analisa terhadap  lebih dari 100.000 sampel air dari 500 lokasi tersebut.  Dari jumlah itu lebih dari separuh diambil dari cekungan sungai yang terbakar dan setengahnya lagi dari yang tidak terbakar.

Sampel air digunakan untuk mengetahui seberapa besar  kadar karbon organik, nitrogen, fosfor, dan sedimen serta kekeruhan, atau kekeruhan, dari setiap sampel.

Hasilnya setelah bertahun-tahun kejadian kebakaran hutan,  abu bekas kebakaran hutan meracuni  aliran air dan sungai di bagian barat Amerika Serikat. 

Penulis utama studi tersebut Carli Brucker menyampaikan dia dan timnya menemukan penurunan kualitas air karena kontaminasi karbon organik, fosfor, nitrogen dan sedimen delapan tahun setelah kebakaran.

"Kami beharap hasil studi ini membantuk strategi pengelolaan air dalam mempersiapkan dampak kebakaran hutan," ujar Carli Brucker seperti dilansir laman Universitas Colorado, 23 Juni 2025. 

Para peneliti telah lama mengetahui bahwa abu kebakaran dan kerusakan tanah berkontribusi terhadap penurunan kualitas air. Hanya sebagian besar studi sebelumnya hanya mengungkapkan kualitas air di sungai yang melalui kota besar dan kota kecil setelah kebakaran.

Hanya para peneliti CIRES menjelaskan dampak setiap daerah aliran sungai  berbeda-beda.  Hal ini terjadi terkait karena dekat atau jauhnya sungai dari  lokasi kebakaran.

Kebakaran yang lebih dekat ke sungai akan lebih parah daripada kebakaran di hulu. Sealain itu dampak juga bergantung pada kondisi tanah, vegetasi, dan cuaca.  Faktor-faktor ni juga menjadikan kendala untuk merancang masa depan mengatasi dampa kebakaran.

Deangan demikian studi ini menghasilkan kesimpulan bahwa daerah aliran sungai tidak begitu mudah pulih dari kebakaran hutan bahkan membutuhkan waktu yang lama.

"Meskipun demiakian beberapa aliran sungai benar-benar bersih dari sedimen setelah kebakaran hutan,  namun beberapa lagi  beberapa memiliki sedimen 2000 kali lipat lebih banyak," pungkasnya.

Pengamatan di Sungai Cache La Podre

Ilustrasi kebakaran hutan yang dilalui sungai. Foto: preventionweb.net
Ilustrasi kebakaran hutan yang dilalui sungai. Foto: preventionweb.net

Penelitian CIRES sebangun dengan  kajian hidrolog  Dinas Kehutanan AS dan Guru Besar Departemen Kehutanan dan Sumber Daya Lingkungan  dari Universitas Carolaina Utara  Ge Sun  yang meneliti Sungai Cache la Poudre.

Biasanya sungai ini mengalirakan air dingin dan jernih dari pegungan Rocky ke Sungai South Platte dan menjadi sumber air minum bagi kota-kota di hilirnya, seperti Fort Collins dan Greeley.

Situasi beurbah menjadi petaka lingkungan ketika terjadi api membakar ribuan hektar hutan pada Juni 2012. Hasilnya sebulan sesudahnya air sungai mendadak  menjadi hitam pekat.

Hujan deras telah memenuhi sungai dengan jelaga, abu, dan puing-puing dari kebakaran hutan yang membakar ribuan hektar lahan hutan di dekatnya sebulan sebelumnya yang membuat kota-kota tersebut terpaksa harus menutup intake (bangunan di sungai untuk mengambil air) dan mencari sumber alternatif untuk air minum,

Delapan tahun kemudian, Fort Collins  tepaksa menutup lagi intakenya di Sungaii Poudre ketika kualitas air sungai akibat kebakaran hutan di Puncak Cameron yang menghanguskan sekira 130 ribu hektar pada Agustus 2020 terus merambat ke hutan sepanjang Taman Nasional Pegunungan Rocky.

Kebakaran kerap terjadi sebagai imbas perubahan iklim. Para ilmuwan mengingatkan semakin sering dan berulang kebakaran hutan maka semakin besar dampaknya pada kualitas air sungai.

Kebakaran hutan dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan kerentanan daerah aliran sungai terhadap limpasan dan erosi serta dapat berdampak buruk pada persediaan air.

Hasilnya juga mendongkrak biaya pengolahan, kebutuhan akan persediaan alternatif, dan berkurangnya kapasitas waduk. Dampak berantai ini berdurasi panjang hingga bertahun-tahun setelah kebakaran.

"Kebakaran hutan dengan intensitas tinggi dapat menghilangkan vegetasi dan mengurangi kemampuan tanah untuk menyerap air," ujar Ge Sun dalam situs Universitas Carolina Utara  23 Januari 2025. 

Limpasan air membawa sejumlah besar abu, nutrisi, sedimen, logam berat hingga racun ke aliran sungai dan jika dada waduk untuk air minum juga terimbas.

Sun juga menulis sebuah studi pada 2018  di Nature Communications menemukan bahwa kebakaran hutan dapat mengubah jumlah air yang berasal dari hutan hulu dan waktu musiman aliran air.

Perubahan tersebut berpotensi menyebabkan kekurangan air bagi beberapa komunitas karena lebih sedikit air yang tersedia selama periode permintaan tinggi.

Nah, Indonesia kerap terjadi kebakaran hutan, penelitian yang ada lebih berat pada dampak kesehatan, namun belum saya temukan dampaknya pada mata air dan sungai apkaha masih baik-baik saja hingga bertahun-tahun setelah kejadian. Lebih diketahui sebelum terlambat.

Irvan Sjafari

Sumber Foto: preventionweb.net

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun